Sabtu, 14 Juni 2014

Antara Di Dalam atau Di Luar Rumah



Hidup memang akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Mulai dari memilih sekolah, pekerjaan, jodoh, dan pilihan hidup lainnya. Semuanya bergantung pada keadaan, prinsip dan pemahaman akan hidup bagi masing-masing orang. Setiap orang pasti mempunyai alasan mengapa memilih jalan hidup A bukan B ataupun C. Begitu juga keputusan saya untuk memilih menjadi full time Ibu Rumah Tangga yang kesehariannya lebih sering hanya berada di dalam rumah.
Pernah suatu ketika kakak sepupu saya bertanya, “sekarang kerja apa?”. Saya jawab, “hanya di rumah jadi Ibu Rumah Tangga”. Kemudian sepupu saya menimpali, “wah, ilmu dari kuliah buat apa kalau gak dipakai kerja dan cuma jadi Ibu Rumah Tangga?”. Waktu itu saya hanya menanggapi dengan senyuman kecil karena saya mempunyai alasan yang mungkin tidak akan dipahami oleh semua orang. Dan masih banyak lagi orang di luar sana yang mengatakan bahwa percuma sekolah tinggi-tinggi kalo toh hanya akan jadi Ibu Rumah Tangga (memangnya sekolah tinggi hanya untuk cari kerja di luar rumah? hemm). Namun, memang itulah keputusan saya, keputusan yang menurut saya sangat sulit. Karena tentu saja sebagai seorang sarjana saya juga ingin bekerja di kantoran, meniti karir hingga menjadi sukses menduduki jabatan yang cukup tinggi. Apalagi jika ingat cita-cita saya sewaktu akan masuk jurusan Ekonomi Pembangunan, bahwa kelak akan masuk di Kementrian Ekonomi dan suatu saat ingin menduduki jabatan Menteri Ekonomi (impian yang terlalu muluk,, hehe).
Antara di dalam atau di luar rumah. Antara menjadi full time Ibu Rumah Tangga atau meniti karir itu adalah pilihan. Masing-masing mempunyai konsekuensi yang harus dihadapi.
pict from here




Memang dengan hanya menjadi Ibu Rumah Tangga bagi sebagian orang terasa sangat membosankan dan gak bisa meraih pencapaian tertentu seperti jabatan, uang berlebih, bertemu banyak orang. Namun anak-anak kita akan merasa tenang karena keseharian mereka bersama sang ibu, dan tentu saja si ibu mempunyai kesempatan yang sangat banyak untuk memonitori tumbuh kembang anak serta mengasuh dan mendidik anak dengan tangan sendiri. Yang lebih penting  –menurut saya-, sang ibu akan kembali kepada fitrahnya sebagai wanita yang lebih afdhal untuk bekerja di dalam rumah melakukan tugas utamanya secara maksimal, dan tentu saja berkesempatan untuk meraih pahala yang sangat berlimpah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.
 pict from here

Sedangkan untuk wanita yang lebih memilih meniti karir di luar rumah tentu saja akan bisa membantu keuangan keluarga karena ada pemasukan tambahan, bersedekah dengan harta sendiri, dan tentu saja bisa membelanjakan harta dengan bebas. Dan memang hal tersebut bagi sebagian besar orang di jaman ini tidak masalah bahkan lumrah dengan berbagai pertimbangan dari masing-masing wanita yang memilih berkarir di luar rumah, apalagi jika sang suami mengijinkan. Namun, jam kerja di luar rumah yang biasanya dari pagi hingga sore hari –bahkan di kota-kota besar yang sering macet, malam hari baru bisa sampai rumah- menjadikan frekuensi bertemu dengan buah hati tercinta sangat minim, yang menurut saya sangat amat disayangkan karena anak-anak sangat butuh sang ibu untuk selalu berada di samping mereka –apalagi jika mereka masih kecil-.
pict from here




Dan antara di dalam dan di luar rumah juga ada alternatif lain, yaitu bekerja di rumah membangun usaha sendiri. Hal ini sudah banyak dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga yang juga ingin bekerja setelah urusan rumah tangga selesai dan masih bisa mendampingi anak-anak sehari-hari. Banyak yang berhasil dengan cara ini, bahkan usaha mereka bisa berkembang pesat. Bekerja independen, masih banyak waktu bersama anak-anak, dapat penghasilan tambahan. Namun memang dibutuhkan kerja extra, mental baja, lebih pintar mengatur waktu, dan lebih tak kenal lelah. Dan inilah target saya selanjutnya (sapa juga yang nanya,, hhehe).
Antara di dalam atau di luar rumah. Kembali pada pilihan masing-masing, karena masing-masing orang pasti mempunyai alasan tersendiri yang patut dihargai. Yang pasti sebagai pemilik pilihan seorang wanita –dalam hal ini seorang ibu- harus bisa bertanggung jawab penuh terhadap pilihannya, berusaha melakukan yang terbaik dan diniatkan ibadah, serta selalu memperbaiki niat untuk ikhlas hanya karena Allah ta’ala.
Semangat untuk para ibu! Semoga Allah selalu menunjuki kita jalan yang terbaik menuju ridho-Nya dan menolong kita untuk menggapai ridho-Nya, aamiin.
(Ngantang, ba’da maghrib, 13 Juni 2014)

Lika-liku Menjadi Ibu



Kata temanku, “Jadi emak-emak itu gak boleh ngeluh kesel”
Kata temannya temanku, “Jadi ibu itu gak boleh sakit”
Yahhh,, semenjak lahirnya si kakak dua tahun yang lalu, saya juga merasakan hal yang sama. Semenjak menikah, biasanya sehari-hari banyak nganggurnya karena saya memutuskan untuk hanya jadi Ibu Rumah Tangga alias IRT. Setelah pekerjaan rumah (masak, bersih2, nyuci, korah2, dll) selesai ya nganggur. Apalagi pas hamil pertama kali, bawaannya lemes terus. Nah, begitu si kakak lahir, terasa roda berputar 180o. Hari-hari yang begitu nyantai, tiba-tiba ja berubah super sibuk, gak siang gak malam. Dan inilah untuk pertama kalinya saya merasakan bahwa ternyata waktu-waktu yang lalu banyak yang terbuang sia-sia.
Seiring waktu yang terus berjalan, si kakak yang semakin besar pun semakin banyak tingkah polahnya dan semakin tak bisa disambi ngerjakan macam-macam. Apalagi setelah si adek lahir, meskipun dibantu orang tua buat ngasuh si kakak dan Asisten Rumah Tangga yang datang seminggu dua kali, rasanya waktu itu semakin menyempit, semakin gak ada waktu untuk memanjakan diri sendiri. Dan untuk kedua kalinya saya kembali diingatkan bahwa ternyata banyak sekali waktu-waktu yang telah lalu yang terbuang sia-sia.

pict from here

Namun yang harus saya sadari penuh bahwa itulah konsekuensi ketika saya berkomitmen untuk menjadi ibu. Gak boleh capek, gak boleh males-malesan lagi, harus bisa menekan ego dan keinginan diri sendiri, harus kreatif ngatur waktu dan kerjaan, harus sabar, juga seabrek kata “gak boleh” dan “harus” lainnya. Ya meskipun masih saja sering keluar keluhan-keluhan, padahal sudah tau bahwa gak ada gunanya mengeluh.
Yang pasti, menjadi seorang ibu itu sangatlah istimewa. Hidup semakin banyak warna. Hidup semakin terasa bersemangat dan berkualitas karena semakin banyaknya aktivitas dan adanya anak-anak yang sangat bergantung pada kita. Semangat menjadi ibu Nies! Terus belajar untuk menjadi ibu bijak dan cerdas! Karena seorang ibu itu harus bisa melakukan apa saja. Seperti kata seorang teman, “Dad can do something, mom can do everything”.
Terakhir, ada sebuah nasehat yang baik untuk para ibu yang disampaikan oleh Shafa’ Jalal dalam buku beliau yang berjudul Etika Menjadi Ibu, bahwa seorang ibu itu:
  • Harus menghiasi diri dengan kejujuran dalam perkataan karena seorang ibu adalah teladan yang diikuti oleh anak-anak
  • Harus amanah, ikhlas, dan patuh serta ta’at pada Allah selalu (apa yang diperintah dan dilarang oleh Allah)
  • Harus menjaga jangan sampai bertengkar dengan suami di hadapan anak-anak karena akan membawa dampak negatif terhadap perkembangan anak
  • Hendaknya tidak menghukum anak dengan pukulan yang melukai, karena kebanyakan pukulan akan membawa akibat yang sebaliknya dari apa yang diharapkan, dan setelah itu anak akan menjadi tidak memperhatikan
  • Tidak menegur di hadapan orang lain
  • Sebisa mungkin menjauhkan anak-anak dari media yang berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak
Berusaha dan terus berusaha untuk menjadi ibu yang baik dan semakin baik untuk anak-anak kita!
(Ngantang, Selasa malam, 10 Juni 2014)

Selasa, 27 Mei 2014

Mengumpulkan Kembali


Bismillah...
Setelah sekian lama tidak berkeliaran buat blogging, tiba-tiba ja kangen dan ingin kembali mengumpulkan kembali apa yang terserak.
Meskipun mungkin tidak akan sesering dahulu.
Meskipun mungkin tidak akan banyak tulisan tentang puisi/syair seperti dahulu.
Mungkin sedikit banyak akan sharing pengalaman ja tentang menjadi ibu, tentang keseharian bersama anak2, tentang perkembangan anak2.
Yah, yang jelas ingin kembali berbagi (inspirasi, karya, pengalaman, dll) yang semoga bermanfaat buat yang mau baca.
SEMANGAT!!!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management