Kamis, 14 April 2011

Bersama Hujan



Hujan menyisir hari
Amat dingin menusuk sendi
Namun begitu lembut menyapa hati

Bahkan hujan melambaiku dalam mimpi
Memintaku untuk turut menari
Coba menghiburku yang terbuai sepi

Terlalu indah sang hujan tuk kuhindari
Meski berulang kali membekukan diri
Hingga hampir hatiku mati

Tetaplah disini dan janganlah dulu berhenti
Biar kunikmati setiap rintikmu yang bernyanyi
Mencipta bentangan harmoni
Hingga nanti waktu yang kan membawaku pergi

(13/04/11)

*subhanallah,, senengnya hujan terus, meskipun harus bertarung melawan udara yang dingin-nya kaya es.. ^_____^

Suram


Nampak enggan sang hujan pergi
Terus menitik hanya sejenak berhenti
Adakah rindu telah terobati
Ataukah hanya mimpi dalam sebuah memori

Aduhai, remang nampak mulai membayang
Saat petang terburu menjemput malam
Mungkinkah cinta turut tenggelam
Membunuh hati yang semakin menghitam

Kemana larinya sang mentari?
Terkubur dimana sang rembulan?
Jangan biarkan hati ini mati
Hadiahkanlah seberkas cahaya untuknya bertahan


(13/04/11)

Benih Bahagia

Kukirim pesan lewat angin malam
Tentang serbuk sari cinta
Yang ingin kutanam pada putik hatimu
Berharap tercipta benih bahagia
Tumbuh rimbun dalam untaian masa
Berhias mekar mewangi penyegar sukma


Penghibur bagi yang lara
Penginspirasi bagi yang mencinta
Penyemangat bagi yang suka cita
Penyejuk bagi yang membara

(11/04/11)

Rabu, 06 April 2011

Rica2 Bandeng


Kalo lagi bosen ma bandeng presto atau yang digoreng kering, rica-rica bandeng bisa dijadikan alternatif untuk mengolah bandeng secara sederhana. Selain tidak mblengeri (bahasa Indonesia-nya apa ya??? hhehe), kuahnya yang segar plus aroma daun kemangi-nya juga bisa menggugah selera makan, terutama bagi yang kelaparan,, hhehe...


Bahan dan bumbu:
- Bandeng 1 kg isi 3 atau 4
- Daun kemangi 3 ikat (diambil pucuk2nya)
- Daun bawang secukupnya (dipotong2 sekitar 2 cm-an)
- Daun seledri secukupnya (dipotong2 sekitar 2 cm-an)
- Daging sapi 1 ons
- Jahe sebesar jempol tangan
- Bawang merah 5 siung 
- Bawang putih 3 siung
- Cabe kecil 3 buah
- Cabe besar merah 2 buah
- Serai 1 
- Tomat 1 buah
- Terasi dikiiiitttt aja

Cara Pembuatan:
  1. Daging sapi direbus dalam setengah panci air
  2. Bandeng setelah dibersihkan dipotong-potong menjadi 4 bagian, diberi garam, lalu digoreng.
  3. Bawang merah, bawang putih, jahe, garam, cabe kecil, dan terasi diuleg
  4. Bumbu yang telah diuleg plus serai yang sedikit dimemarkan ditumis dengan minyak sampai harum
  5. Cabe besar dan tomat yang telah dipotong-potong sesuai selera dimasukkan, tumis hingga layu
  6. Daun kemangi, daun bawang, dan daun seledri dimasukkan dan tumis hingga layu
  7. Setelah semua bumbu matang, masukkan ke dalam kuah daging sapi kemudian bandeng yang telah digoreng dimasukkan pula
  8. Biarkan mendidih sampai beberapa menit agar bumbu merasuk
  9. Rica-rica bandeng siap dihidangkan
NB: untuk daging sapinya bisa diikutkan juga dalam masakan setelah dipotong kecil2..

Selamat mencoba... ^____^

Selasa, 05 April 2011

Bisakah Tersenyum Saat Mati?


Betapa seringnya kita terlalu berlebihan memikirkan tentang kehidupan di dunia, hingga tak terasa kita lupa memikirkan kematian yang merupakan gerbang menuju kehidupan sesungguhnya, kehidupan yang kekal nanti (akhirat). Kita selalu tersibukkan dengan pikiran-pikiran bagaimana bisa memuaskan kehidupan dunia. Meraih prestasi, menjadi terkenal, mencari kekayaan harta benda, memikirkan pasangan hidup, hingga terkadang kita menjadi terlupa bahwa ada hal yang seharusnya lebih kita pikirkan, tentang kematian yang tak pernah kita tahu kapan kan datang pada kita.

Kematian memang menjadi sebuah rahasia Ilahi yang telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia. Seringkali kita menyadari bahwa kematian pasti akan datang, namun sayangnya kesadaran tersebut tidak kita coba pahami secara mendalam. Kita terlupa bahwa bagaimana cara kita mati dan ada apa nanti setelah kematian kita adalah hal-hal yang seharusnya kita renungkan sehingga kita menjadi lebih giat untuk mencari bekal. Sebagaimana kalimat yang sangat populer terdengar di telinga kita, "hidup sekali gunakan sebaik mungkin".

Sebuah buku yang sangat bagus dengan metode pembahasan yang cukup menarik berjudul Mati Tersenyum Esok Pagi yang ditulis oleh Ustadz Abu Umar Basyier. Dalam risalah ini penulis menyajikan pembahasan mengenai bagaimana seharusnya kita bisa memaknai sebuah kematian. Disertai kisah-kisah nyata, penulis membagi pembahasan dalam risalah ini ke dalam beberapa bab, yaitu:

- Takut Mati, Salahkah?
- Benarkah Anda Tak Takut Mati?
- Mari, Merenungi Kematian
- Tidur Adalah Bayangan Kematian
- Membayangkan Kematian
- Isyarat-isyarat Kematian
- Jihad dan Kematian
- Bagaimana, Bila Anda Harus Mati?
- Alhaakumut takaatsur, Banyaknya Harta Itu Membuat Anda Lupa Diri
- Menunggu Giliran
- Berdialog Dengan Kematian
- Berbaiat Untuk Mati
- Ketika Kematian Sudah Menyapa
- Kesadaran Yang Sia-sia
- Hari Penyesalan
- Sadarkah Kita, Apa Itu Sakratul Maut?
- Mati Tersenyum Esok Pagi

"Kematian bisa datang kapan saja, tanpa seseorang menyadarinya sedikit pun. Bisa hari ini, mungkin juga esok hari. Bila nyawa ini harus tercabut esok hari, dapatkah kita melepasnya dengan senyum?" (Ustadz Abu Umar Basyier)

Dalam Diam!


Dalam diam tersengguk tangis
Dalam diam terluap jerit

Dalam diam terus menunggu
Dalam diam hanya tergugu

Dalam diam serasa hendak meledak
Dalam diam tetap menahan


Dalam diam berharap sampai

Dalam diam mencoba memburu

Dalam diam meski tak tenang

Hanya dalam diam!

(02/04/2011)

Mujaer Kuah Pedas

Luaammmaa banget gak posting resep masakan. Emh,, kali ini saya coba posting resep Mujaer Kuah Pedas ala desa tempat saya tinggal, meskipun gambarnya kurang menarik,, *tapi kalo masaknya bener insyaAllah rasanya tidak diragukan lagi enaknya,, hhehe.


Bahan dan bumbu:
- Mujaer 1 kg
- Bawang merah dan bawang putih
- Cabe rawit sesuai tingkat selera kepedasan,, hehehe
- Kunyit
- Jahe
- Lengkuas
- Daun jeruk purut
- Serai
- Gula
- Garam
- Santan

Cara Membuat:
  1. Mujaer dicuci bersih plus dihilangkan sisik dan kotoran di dalamnya, bilasan terakhir diberi cuka secukupnya untuk menghilangkan amisnya, dibilas lagi lalu diberi garam secukupnya kemudian goreng
  2. Bumbu-bumbu (bawang merah putih, kunyit, jahe, lengkuas, dan cabe rawit) digoreng lalu diuleg
  3. Maukkan bumbu yang sudah diuleg bersama serai, daun jeruk purut, gula, garam, dan santan ke dalam wajan, aduk-aduk hingga mendidih
  4. Masukkan mujaer yang sudah digoreng
  5. Masak hingga bumbu meresap
  6. Setelah cukup meresap, angkat dan siap dihidangkan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management