Selasa, 05 April 2011

Bisakah Tersenyum Saat Mati?


Betapa seringnya kita terlalu berlebihan memikirkan tentang kehidupan di dunia, hingga tak terasa kita lupa memikirkan kematian yang merupakan gerbang menuju kehidupan sesungguhnya, kehidupan yang kekal nanti (akhirat). Kita selalu tersibukkan dengan pikiran-pikiran bagaimana bisa memuaskan kehidupan dunia. Meraih prestasi, menjadi terkenal, mencari kekayaan harta benda, memikirkan pasangan hidup, hingga terkadang kita menjadi terlupa bahwa ada hal yang seharusnya lebih kita pikirkan, tentang kematian yang tak pernah kita tahu kapan kan datang pada kita.

Kematian memang menjadi sebuah rahasia Ilahi yang telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia. Seringkali kita menyadari bahwa kematian pasti akan datang, namun sayangnya kesadaran tersebut tidak kita coba pahami secara mendalam. Kita terlupa bahwa bagaimana cara kita mati dan ada apa nanti setelah kematian kita adalah hal-hal yang seharusnya kita renungkan sehingga kita menjadi lebih giat untuk mencari bekal. Sebagaimana kalimat yang sangat populer terdengar di telinga kita, "hidup sekali gunakan sebaik mungkin".

Sebuah buku yang sangat bagus dengan metode pembahasan yang cukup menarik berjudul Mati Tersenyum Esok Pagi yang ditulis oleh Ustadz Abu Umar Basyier. Dalam risalah ini penulis menyajikan pembahasan mengenai bagaimana seharusnya kita bisa memaknai sebuah kematian. Disertai kisah-kisah nyata, penulis membagi pembahasan dalam risalah ini ke dalam beberapa bab, yaitu:

- Takut Mati, Salahkah?
- Benarkah Anda Tak Takut Mati?
- Mari, Merenungi Kematian
- Tidur Adalah Bayangan Kematian
- Membayangkan Kematian
- Isyarat-isyarat Kematian
- Jihad dan Kematian
- Bagaimana, Bila Anda Harus Mati?
- Alhaakumut takaatsur, Banyaknya Harta Itu Membuat Anda Lupa Diri
- Menunggu Giliran
- Berdialog Dengan Kematian
- Berbaiat Untuk Mati
- Ketika Kematian Sudah Menyapa
- Kesadaran Yang Sia-sia
- Hari Penyesalan
- Sadarkah Kita, Apa Itu Sakratul Maut?
- Mati Tersenyum Esok Pagi

"Kematian bisa datang kapan saja, tanpa seseorang menyadarinya sedikit pun. Bisa hari ini, mungkin juga esok hari. Bila nyawa ini harus tercabut esok hari, dapatkah kita melepasnya dengan senyum?" (Ustadz Abu Umar Basyier)

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management