Rabu, 30 November 2011

Perfect - Simple Plan



Hey Mom look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I'm wasting my time doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't pretend that
I'm alright
And you can't change me

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spent with me
Now seem so far away
And it feels like you don't care anymore

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't stand another fight
And nothing's alright

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

Nothing's gonna change the things that you said
Nothing's gonna make this right again
Please don't turn your back
I can't believe it's hard
Just to talk to you
But you don't understand

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect 

dad (ganti) mom.. ^_^

Lyrics from here
Pict from here

Serial Suami Sejati

Bismillahirrohmanirrohim..

Untuk postingan kali ini saya tidak akan membagi tulisan saya sendiri yang masih ecek2,, hehe. Namun ada beberapa tulisan menarik yang ditulis oleh Ustadz Firanda yang saya peroleh dari website beliau http://firanda.com dalam kategori artikel keluarga tentang "Suami Sejati". Disini saya tidak akan memuat artikelnya, tapi hanya link artikelnya, semoga bermanfaat bagi pembaca yang dah berkunjung ke blog ini.





















Mari belajar lebih banyak... ^_______^

pict from here

Kamis, 17 November 2011

Antara Jamu dan Sirup



Apa yang akan menjadi pilihan kita ketika bertamu dan disuguhkan dua macam minuman: segelas jamu dan segelas sirup? Tentu jika tanpa pikir panjang kita akan memilih untuk menenggak habis segelas sirup yang terasa manis di lidah. Namun sempatkah kita berpikir bahwa menenggak segelas jamu adalah pilihan yang jauh lebih baik meskipun rasanya getar atau pahit? Lhoh, kok bisa gitu? Yap, sirup memang terasa lebih menggiurkan karena rasanya yang manis di lidah, tapi kita jarang berpikir bahwa sirup yang manis tersebut mungkin saja terbuat dari pemanis buatan, pewarna buatan, bahan pengawet, dll yang tentu saja meskipun kecil akan berdampak buruk bagi kesehatan kita di masa mendatang. Lain halnya dengan jamu, meskipun di lidah terasa pahit ataupun getir namun mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan kita, misal tubuh menjadi lebih bugar atau mampu mengobati penyakit yang kita derita.

Hal tersebut tak ubahnya seperti kita hidup di dunia yang hanya merupakan tempat singgah mencari bekal menuju kehidupan akhirat yang kekal. Karena di dunia yang fana ini kita hanya bertamu, maka kita akan mendapati pilihan suguhan berupa jamu dan sirup. Wah, apa pula ini, kok di dunia dihadapkan ma pilihan jamu dan sirup? Ya, jamu dan sirup adalah salah satu bentuk perumpaan akan pilihan hidup yang kita hadapi. Sirup merupakan kiasan untuk kesenangan dunia yang pada hakikatnya menipu, sedangkan jamu merupakan kiasan untuk ujian berupa susahnya perjuangan kita melawan dunia fana yang begitu menggoda.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "...Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran:185). Hal ini merupakan salah satu peringatan dari Allah Rabb semesta alam bahwa kita harus waspada terhadap dunia dan segala yang ada di dalamnya. Betapa di dunia ini banyak sekali kesenangan-kesenangan yang selalu menggelitiki jiwa kita agar mau mencicipinya. Sebut saja konser musik, selalu dipadati oleh banyak penonton. Memang tampak menyenangkan ketika kita bisa melupakan segala permasalahan hidup dengan berhura-hura mendengarkan hingar bingar musik dan turut berjoget bersama penyanyi dan penonton lainnya. Namun setelah itu apa yang bakal kita dapat? Tidak ada, hanya suatu yang sia-sia tak bernilai, melalaikan, bahkan berakhir pada dosa yang harus kita tanggung karena banyaknya kemaksiyatan dalam konser musik tersebut. Inilah mengapa kesenangan duniawi itu bagaikan suguhan sirup yang sangat menggiurkan, terasa manis di lidah tapi membawa dampak buruk bagi kesehatan kita. Lain halnya dengan majelis pengajian-pengajian islam. Tidak akan seramai konser musik, bahkan perbandingan jamaahnya sangat jauh karena bagi banyak orang pengajian tak ubahnya suatu kegiatan yang sangat membosankan. Mendengarkan seorang ustadz/ustadzah menyampaikan materi memang terkadang membuat kita ngantuk apalagi jika harus duduk berjam-jam. Namun hal itu insyaAllah mampu menghantarkan kita untuk sukses pulang dengan selamat di rumah abadi kita nantinya (akhirat), yang bisa diibaratkan jamu bagi tubuh kita, meskipun saat ini terasa pahit di lidah namun mampu membuat kita sehat dan bugar nantinya.

Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa, "Nabi Isa 'Alaihissalam pernah melihat dunia ini dalam bentuk seorang wanita tua yang sudah ompong yang ditempeli dengan berbagai macam aksesori yang mentereng. Beliau bertanya kepadanya, "Berapa kali engkau menikah?" Si wanita tua menjawab, "Aku tidak bisa menghitungnya." Nabi Isa bertanya, "Apakah sekian banyak suami yang pernah menikah denganmu itu mati ataukah bercerai denganmu?" "Mereka semua kubunuh", jawabnya. Nabi Isa pun menimpali, "Malang benar nasib sebagian suamimu yang lain sebagai calon-calon berikutnya. Bagaimana mungkin mereka tidak bisa mengambil pelajaran dari suami-suamimu yang terdahulu? Bagaimana mungkin engkau bisa membinasakan mereka satu persatu dan mereka sama sekali tidak waspada terhadap dirimu?"."
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam Al-Fawaid juga mengatakan bahwa, "Dunia adalah tempat bertamasya dan akhirat adalah rumah, adapun yang menjadi tujuan adalah rumah."

Oleh karena itu sudah selayaknya bagi kita yang bertamu di dunia ini untuk waspada terhadap suguhan sirup yang menggiurkan dan lebih memilih untuk menenggak jamu yang meskipun terasa pahit atau getir saat ini namun mampu membugarkan kita ketika sampai di rumah yang abadi nantinya.

Wallahulmusta'an.

Ide                       : Tausiyah Almarhum KH. Zainuddin MZ.
Referensi Kutipan : Al-Qur'an Al-Kariim
                              Al-Fawaid  Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
                              Minhajul Qashidin - Ibnu Qudamah Al-Maqdisy

Rabu, 16 November 2011

Kasih Kekasih - In Team



Tak Perlu Aku Ragui
Sucinya Cinta Yang Kau Beri
Kita Saling Kasih Mengasihi
Dengan Setulus Hati

Ayah Ibu Merestui
Menyarung Cincin Di Jari
Dengan Rahmat Dari Ilahi
Cinta Kita Pun Bersemi

Sebelum Diijabkabulkan
Syariat Tetap Membataskan
Pelajari Ilmu Rumahtangga
Agar Kita Lebih Bersedia
Menuju Hari Yang Bahgia

Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku...Oh...Kasih
Bersabarlah Sayang
Saat Indah Kan Menjelma Jua
Kita Akan Disatukan
Dengan Ikatan Pernikahan...Oh..Kasih
Di Sana Kita Bina
Tugu Cinta Mahligai Bahagia

Semoga Cinta Kita
Di Dalam Redha Ilahi
Berdoalah Selalu
Moga Jodoh Berpanjangan




Lyrics from here
Pic from here

Rasaku




Takutku,
Saat apimu mulai menyala
Meski hanya membara dalam tungku hatimu
Namun seakan membakar seluruh ragaku

Gelisahku,
Saat dinginmu sekuat es
Meski hanya beku dalam kutub hatimu
Namun seakan mengilukan seluruh pikirku

Namun, akan menjadi..

Nyamanku,
Saat hangatmu bak mentari pagi
Mendekapku yang sempat terperangkap dinginnya malam
Hilangkan takutku akan kelam yang mungkin kan selalu membayang

Dan bahagiaku,
Saat senyummu mengembang ceria
Seakan mampu menghempas segala gelisah
Meski hanya dengan sejenak memandangmu

pic from here

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management