Senin, 31 Mei 2010

PECUNDANG!!!


Pecundang!!!

Sepertinya sebutan itu cocok banget untuk ditempelkan pada diriku. Selalu diam dan tak segera melakukan pergerakan. Atau bergerak namun hanya setengah-setengah. Duh, apa jadinya dirimu jika terus menerus seperti ini?!

Aku tak mengerti akan inginnya hati. Terkadang ingin rasanya aku memaki diri seperti saat ini. Namun di saat yang lain aku memanjatkan syukur atas apa yang telah terlewati. Ahh,, aku seperti tertarik oleh dua tali yang saling berlawanan. Menjadikan kesal, pegal, redam. Pencarian ini mejadikanku letih sendiri.

Semenjak kecil aku mempunyai ketertarikan akan berbagai hal. Musik, tari, bulu tangkis, bela diri, penulis, berpetualang. Tapi apa kenyataannya sekarang? Tak ada satupun di antara semua itu yang melekat dalam diriku. Aku hanya diam dan tak berusaha meraih dan memperdalam. Sebagian jadi mimpi, dan sebagian hanya setengah-setengah.

Ada beberapa hal yang memang sudah sepatutnya aku syukuri karena mereka hanya jadi mimpi dan tak pernah bersentuhan denganku. Tapi ada beberapa hal yang menjadikanku marah kepada diriku sendiri karena tak menyentuhnya dengan segenap hati dan bersungguh-sungguh. Serasa jadi orang yang gak berguna dan tak berprestasi sama sekali.

Pheww,, bodohnya diriku, terlalu puas dengan apa yang telah aku peroleh saat itu. Yang ternyata semua itu tak ada gunanya saat ini. Hanya sebuah torehan sejarah yang biasa-biasa saja dan begitu banyak orang yang menorehkan sejarah yang sama. Tak ada yang istimewa. Bahkan, orang-orang yang dahulu aku remehkan, sebagian besar dari mereka saat ini malah sudah menikmati kesuksesan mereka. Duhh,, rasanya diri ini gak berguna banget!



Huffttt… penyesalan memang letaknya selalu di belakang. Sempat beberapa kali terpikirkan, nampaknya aku lebih menyukai bekerja secara langsung menangani obyek seperti bekerja di lab ato yang berhubungan dengan ilmu alam (astronomi – cita2ku saat awal SMA, geografi, biologi, dll). Tapi semua itu salahku sendiri, masa SMA aku hanya bersantai-santai plus tak menyadari akan hal itu, alhasil, masuk IPS dan akhirnya,  hal itu hanya bisa kugantungkan di langit-langit.

Yah aku tau, yang sudah berlalu biarlah berlalu, jangan terus berada dalam zona penyesalan. Hadapi apa yang ada sekarang. Tapi terus terang, aku semacam mengalami kebuntuan, ketakutan, dan kecemasan. Entah, apa yang mennjadikanku terus-menerus berada dalam diam. Kuliah tinggal skripsi tapi tak punya kemauan kuat tuk segera merampungkannya. Apa gunanya terus memupuk kemalasan? Hanya pecundang yang rela berkawan dengan kemalasan. Dan lagi,, bukannya aku juga tahu dan menyadari dengan sesadar-sadarnya kalo aku tetep diam sekarang ne, aku bakal menimbun penyesalan lebih tinggi lagi.. ahh,, aku gak mau!! Sudah cukup yang lalu biarlah berlalu,, saatnya mengerjakan apa yang sudah ada dihadapan sambil menggali potensi lain yang aku yakin pasti ada dalam diriku. Yap.. aku hanya perlu mencari potensiku yang lain dan memulai untuk mengembangkannya dengan segenap hati.. yakin bisa! Pasti bisa!! SEMANGAT BISA!!!

Rabu, 26 Mei 2010

Selasa, 25 Mei 2010

Senin, 24 Mei 2010

Tanpa Judul


ahhh... lagi-lagi terbersit akan menuliskan hal-hal yang gak penting untuk dituliskan,, bahkan hanya sekedar untuk dipikirkan. namun tanpa bisa kusadari, pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dalam benakku. apakah ada yang salah dengan diriku? aku tak pernah tau.

harusnya aku bersyukur! aku tidak pernah dihadapkan pada situasi seperti itu. meskipun seringkali aku harus meneteskan air mata. duhh, sungguh air mata yang amat sangat gak berguna.

harusnya aku bersyukur! meskipun terkadang aku merasakan kehausan akannya, tapi aku jadi terjaga karena tak pernah bersentuhan dengannya. aku terjaga karena tak pernah merasakannya.

sungguh telah jelas firman ALLAH, “Boleh jadi engkau membenci sesuatu pada hal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-baqarah : 216)


Kamis, 20 Mei 2010

Orange Days, The Sweet Friendship

Beginilah jadinya kalo dah kecanduan nonton film ato drama. Seminggu hidup tanpa film yang baru alias belum ditonton rasanya jadi hampa. Akhirnya setelah menghampa untuk beberapa minggu, akhirnya dapet juga. Awalnya se mau ngopy drama korea dari temen, eh ternyata flashdisk-ku gak cukup, plus ma dia juga lom di burn ke dvd. Akhirnya dia menawarkan sebuah judul dorama jepang yang dah dia burn ke dvd, “Orange days”. Begitu mendengar judulnya aku langsung tertarik dan akhirnya pinjem tuh dvd  dari dia.

Setelah berhasil mendapatkan si “orange days”, nyampe kost langsung aku tonton dengan menelantarkan kerjaan skripsiku (hahaha,, menonton jauh lebih menarik dari pada berkutat-kutit pada skripsi yang gak kelar2). Awal menonton, kesan pertama drama 11 episode ne kayae lucu coz biasanya dorama jepang kebanyakan mengusung cerita ringan dan lucu. Ternyata setelah nyampe di pertengahan episode dua baru Nampak kalo ceritanya mengharukan dan romantis.

Sebenarnya pengen ngungkap cerita per episodenya, tapi kayae bakan memakan banyak halaman dan menguras pikiran. Jadi mending kupaparkan cerita singkatnya ja yah. Jadi begini…



Cerita ini dimulai dari kisah tiga orang sahabat (laki2 mua), mereka adalah Kai, Shohei, dan Keita. Suatu hari Kai bertemu dengan seorang gadis yang sedang memainkan biola dengan begitu indahnya. Cerita berlanjut ketika Keita meminta tolong Shohei untuk menyampaikan pesan kencan kepada wanita yang ia taksir. Ternyata usut punya usut wanita tersebut seorang yang bisu dan tuli. Setelah tau hal tersebut Keita tidak ingin pergi kencan dan meminta Kai untuk menggantikannya. Pada hari kencan, tahulah Kai bahwa wanita (her name Sae) itu adalah wanita yang memainkan biola beberapa waktu lalu. Dari situlah kemudian mereka berdua (Kai dan Sae) mulai dekat dan menjalin pertemanan.

Pertemanan mereka pun semakin lama semakin erat. Tidak hanya antara Kai dan Sae, bahkan Shohei dan Keita pun juga bergabung ditambah satu lagi temen Sae yaitu Akane (padahal mereka semua mempunyai karakter yang bener2 berbeda2). Akhirnya mereka membentuk suatu perkumpulan namanya Orange Society. Dipelopori oleh Keita mereka mempunyai sebuah buku curhat (bagian yang paling berkesan coz mengingatkanku pada masa SMA bikin buku curhat ma temen se-gank selain itu lucu juga, mereka yang dah pada mahasiswa ternyata masih sempet ngisi buku curhat bareng2, so sweet lah,, hehe).

Hemmm… bingung neyh ngelanjutinnya coz harus meringkas cerita yang sebegitu panjangnya (11 episode). Sebenarnya masih banyak inti dari cerita ini, mulai tentang kisah Sae yang berusaha untuk menjadi seorang yang mandiri dan mempunyai pekerjaan meskipun dia seorang yang bisu dan tuli, kisah persahabatan mereka,  sampai kisah cinta Kai dan Sae yang begitu romantis, hhehehe. So sweet banget dah pokoknya, empat bintang buat neyh jdrama. Bagi yang penasaran,, tonton aja langsung biar jelas. ^____________*

Rabu, 19 Mei 2010

Selasa, 18 Mei 2010

Menulis Diary

Menulis diary, mungkin bagi kebanyakan orang hal ini bakal dianggap aneh, apalagi bagi yang kepribadiannya bukan melankolis. Terkesan gak penting, buang-buang waktu dan yang jelas buang-buang kertas. Tapi lain hal nya denganku yang sudah melakukan aktivitas ini sejak di bangku SMP. Yah, mungkin karena waktu itu memang untuk pertama kalinya aku berpisah jauh dengan kedua orang tuaku dan juga waktu itu adalah masa-masa puberku. Apalagi dengan kepribadianku yang sedikit introvert menjadikan aku susah untuk melakukan aktivitas curhat.

Entah kenapa waktu itu jari-jariku berasa selalu gatal untuk menuliskan semua kejadian yang berkesan dalam torehan-torehan tinta di atas kertas. Rasanya puas setelah menuliskannya tanpa menceritakannya ke orang lain. Berbagai kejadian, tempat kejadian, actor dan aktris dalam kejadian tersebut tertulis begitu saja tanpa malu-malu. Mulai kejadian memalukan, menyedihkan, sampai menggembirakan, semua terluapkan begitu saja. Yah, meskipun buku-buku, kertas-kertas, dan tinta itu takkan pernah bisa merasakan dan mengekspresikan hal yang sama. Tapi aku sangat puas.

Dan hingga sekarang saat usiaku sudah kepala dua buntut satu, menulis diary masih saja jadi hobyku. Dan anehnya, sewaktu tadi bantu bapak beres-beres dokumen-dokumen penting beliau dan ibuk, ditemukanlah dua buah buku kecil milik mbah-kungku dari ibuk yang ternyata itu adalah buku harian beliau dulu. Akhirnya meluncurlah cerita ibuk kalo ibuk juga punya hobi yang sama. Hemm,, ternyata aku, ibuk, dan mbah kakung punya hobi yang sama, “menulis diary”.

Bergerak


Bagaimana semangat itu diciptakan,
Jika keluhan-keluhan yang selalu keluar..
Bagaimana optimis bisa membakar jiwa,
Jika setiap kali ada tantangan,
Diri ini tak pernah berani menghadang dan menerjang…
Lemah nian!
Selalu berhenti bergerak padahal kesempatan membentang…

Kerdil!
Kenapa harus marah dengan sebutan itu, jika memang begitulah adanya?
Iri!
Kenapa harus punya perasaan seperti itu, jika menjawab tantangan pun tak bisa?

Kurasa diri ini tahu,
Tak aka nada gunanya menjadi pecundang
Atau lebih tepatnya,
Tak ada tempat untuk orang yang selalu meratapi nasib tanpa adanya pergerakan!
Bukankah Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tak berusaha terlebih dahulu tuk merubah nasibnya?!

Inilah saatnya tuk berubah!!!

Temukan Keajaiban Berobat Dengan Sedekah

Judul : Berobat Dengan Sedekah: Menyingkap Keajaiban Sedekah dalam Menyembuhkan Berbagai Penyakit
Penulis : Muhammad Albani
Editor : Abu Salma
Penerbit : Insan Kamil
Tebal : 144 halaman
Cetakan : II/ Maret 2007

Ketika sakit, seringkali kita hanya terpaku pada pengobatan-pengobatan medis untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita. Bahkan kebanyakan manusia akan berputus asa ketika mengetahui penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan secara medis. Padahal sudah jelas disebutkan dalam sebuah hadis dalam Musnad Ahmad bahwa Allah tidak menciptakan suatu penyakit kecuali juga menciptakan obatnya. Mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, lalu pengobatan seperti apa yang bisa menyembuhkan penyakit di luar pengobatan medis? Ya, jawaban untuk pertanyaan tersebut bisa kita dapat dalam buku ini.

Buku dengan tebal 144 halaman ini akan mengenalkan dan menjelaskan bagaimana pengobatan ilahiyah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan sangat menakjubkan. Penulis memulai bahasannya dengan memaparkan bagaimana sikap kita ketika menghadapi berbagai macam penyakit yang menghampiri kita. Dilanjutkan dengan macam-macam pengobatan ilahiyah melalui berbagai ibadah yang tidak kita sadari sebelumnya. Bahasan yang paling penting dalam buku ini adalah tentang bagaimana berobat dengan sedekah dibalut dengan kisah-kisah keajaiban sedekah yang telah terbukti bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dan yang terakhir, penulis mencoba memaparkan bagaimana kiat untuk menggugah hati agar gemar mengeluarkan sedekah.

Menurut saya, buku yang ditulis oleh Muhammad Albani ini amat sangat menarik. Selain isinya yang bisa membuat lidah pembaca serasa tidak akan pernah berhenti untuk mengungkapkan pujian kepada Allah SWT, dalam penulisannya, penulis juga memaparkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti disertai dengan kisah-kisah dan bukti hasil peneletian yang ada.

So, gak ada ruginya baik bagi kita yang lagi sakit maupun yang sehat wal-afiyat untuk menyempatkan membaca buku ini. Selamat membaca… ^________^

Kisah Radio -The Movie-

Hemm… menghabiskan akhir pekan dengan menonton pilem. Tiga pilem barat plus satu pilem korea. Dari keempat pilem tersebut ada satu yang amat sangat menarik. Cukup membangkitkan emosi dari awal hingga tamat. Pilem yang mendatangkan rasa haru, iba, gak tega, seneng, sedih, malu, dan lain2, macem2 dah pokoknya. Katanya sih pilem ini inspired by true story. Judulnya “Radio”, keluaran tahun 2004. Yah, sebenernya inti tulisan ini pingin menceritakan secara singkat isi dari pilem tersebut yang mungkin bisa menjadi sedikit inspirasi bagi kita. Jadi begini ceritanya…

Radio. Ini adalah sebuah kisah seorang yang mempunyai julukan “Radio”. Pada usianya yang ke 50 tahun-an dia menjadi seorang pelatih football di sebuah sekolah menengah atas. Mungkin kedengarannya biasa saja, semua orang bisa menjadi pelatih football asal dia menguasai permainan tersebut. Akan tetapi yang menarik dari kisah ini adalah perjalanan hidup si “Radio” dan seseorang yang berada di belakangnya hingga akhirnya bisa mengantarkannya menjadi seorang pelatih football.

Nama aslinya adalah James Robert Kennedy. Dia bukanlah seorang manusia yang dikaruniai dengan kesempurnaan. Dia adalah seorang yang bisa dibilang mempunyai cacat mental atau bisa diistilahkan autis mungkin ya? (kesimpulan saya sendiri). Ia pun hidup dengan sangat sederhana bersama ibunya yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ia mempunyai seorang kakak bernama Walter. Sedangkan ayahnya sudah meninggal.

Di suatu hari menjelang musim gugur, Radio berjalan dengan mendorong sebuah troli sambil mendengarkan radio. Setelah berjalan cukup lama akhirnya dia tiba di sebuah tempat latihan football di SMU Hanna. Selama beberapa hari dia terus mendatangi tempat tersebut yang pada akhirnya menarik perhatian seorang pelatih football di SMU tersebut yang bernama Herald Jones. Jones merasa bahwa si Radio adalah seseorang yang perlu dibantu. Singkat cerita, Jones meminta Radio untuk membantunya ketika latihan football bersama murid2nya. Tidak hanya itu, Radio bahkan memperhatikan dengan seksama proses latihan (bahkan ia terkadang juga ikut) dan bagaimana pelatih melatih para muridnya hingga akhirnya Radio begitu mencintai permainan football.

Banyak hal yang dialami Radio di SMU tersebut. Mulai dikerjain, dicemooh dan lain sebagainya. Bahkan ada seorang yang sangat ingin menyingkirkan Radio karena menganggap ia sebagai seorang pengganggu karena ia cacat. Hemm… seperti yang dikatakan ibunya, “hanya ada satu alasan bagi semua orang untuk tidak berada di dekat Radio” (ketika mendengarkan dan membaca kalimat ini jadi terasa tertohok dan malu sangat karena emang seringkali kita menganggap sebelah mata dan cenderung menjauh dari orang-orang seperti Radio). Tapi pada akhirnya karena ketulusannya dalam melakukan segala hal, semua orang akhirnya bisa menyayanginya dan tidak menjauh darinya. Bahkan seorang pelajar sekaligus atlet terbaik football di sekolah tersebut yang dulunya sering mengerjai si Radio pada akhirnya sadar dan juga menyayanginya.

Ada salah satu hal yang mungkin perlu kita contoh, sikap dari Jones dalam menghadapi si Radio. Jones begitu sabar dan penyayang terhadap Radio. Ia begitu telaten mengajari dan memberi pengertian kepada Radio. Saat semua orang menganggap Radio adalah seorang yang perlu dijauhi dan disingkirkan karena menjadi sumber masalah, Jones lah yang selalu membela Radio. Jones tidak peduli dengan pandangan aneh semua orang akan tindakannya itu, karena ia merasa bahwa Radio memang layak untuk diperlakukan sebaik mungkin. Hingga pada akhirnya Jones dan Radio menjadi sahabat hingga mereka tua.

Hemmm… cukup sekian ceritanya karena saya tidak pandai bercerita,, hehehehe… semoga gak bingung ketika baca tulisan ini.

Uppsss… kaya’nya ada yang ketinggalan dari cerita ini. O iya, saya lupa menceritakan gimana bisa si James dapet julukan Radio. Pada waktu itu, awal pertemuan Radio dan Jones, Radio adalah seseorang yang sedikit bicara, bahkan ketika ditanya namanya dia tidak menjawab. Dia suka sekali mendengarkan radio, bahkan ketika di kantor Jones, hal pertama yang dia lakukan adalah mengutak-atik radio mencari saluran yang ia suka. Akhirnya Jones memberi julukan James dengan Radio.
Selesai… ^____________^

Senin, 03 Mei 2010

Tungku Kayu Bakar

Berubah kayu menjadi arang,

Terbakar amarah sang api merah,,

Panas…

Hingga api mulai lelah,

Meredup dan hilang..

Hanya arang yang beranjak menjadi abu tersisa…

01/03/10

Jiwa Yang Goyah

ketika waktu mulai merangkak habis
sedang jiwa masih beku
hanya terombang-ambing oleh arus
yang menerpa dari berbagai arah

kadang jiwa ini cair
mengikuti arus yang tak layak
saat itu aku tertawa
tapi terasa kosong
hingga jiwaku yang cair
kembali beku dan diam tanpa bisa pergi

namun, kala lain
jiwa beku itu mencair kembali
mengikuti arus suci
hingga jiwaku mulai terisi sedikit demi sedikit
bagai ada cahay yang menerobos
menjadikan hatiku terang
seakan aku menemukan kembali
hal berharga yang sempat hilang

tapi..
akankah keadaan ini selamanya bertahan?
seperti bertahannya jiwaku dikala hanya ada kekosongan?
aku tak tahu..
sampai kapan aku kan begini
berjalan kesana kemari tanpa arti

namun asaku berkata
aku ingin kejar kembali cahaya itu
hingga tiba saatku nanti...

(tulisan lama yang kutemukan di antara catatan2 harianku, 25 Agustus 2004)

Alone in The Rain



aku tak berkawan di sini..

di antara derasnya hujan membulir,

di antara gelegar guntur bersahutan dan kilatan petir..

kucoba hapuskan ngeri yang datang membayangi,

bergelayut dalam pikir dan hati..

kucoba usir sepi..

karna aku tau,

ada DIA yang selalu Mengawasi..

Sang Kekasih Hati...

(4.20pm, 7 Maret 2010)

Purnama 2

Purnama menerangi relung jiwa,
Indahnya...
Malam ini terasa semakin benderang..
Jika saja bisa kurasa selamanya...
Takkan ada hari2 sepi menyertaiku..
Karena aku tau,,
Purnama kan selalu menemaniku..
Hangatkanku dalam dekapannya..
Membelaiku dalam lembut cahayanya..
Ahh...
Mengapa anganku begitu membumbung jauh???

01-12-2009

Bintang dan Awan

Aku berbaring di sini,
Memandang langit…
Sejenak kulihat kerlipnya yang menerangi hati
Namun, tiba2 dia menghilang…
Ternyata awan itu tak pernah biarkan ia sebarkan kebahagiaan…

Jahat!!!
Hatiku menjerit…
Awan itu selalu menutupi kerlip bintangku
Auh… tak terlihat lagi…
Padahal beberapa saat lalu aku dan bintang sempat berkenalan
Dia sosok yang riang
Sampai2 aku iri dengannya
Tak pernah sekalipun ia terlihat sedih
Mungkin karena takdirnya yang harus selalu benderang…
Hanya awan yang selalu merusak dan menghalanginya…

Sejenak aku termenung…
Aku, sosok manusia
Pernah senang, pernah sedih
Dan aku pulalah yang bisa menampakkan kondisi itu
Tak seperti bintang yang hanya bisa menularkan keceriaan meskipun dia sedih
Atau awan yang selalu muram meskipun ia senang

Sedang aku?
Aku bisa mengekspresikan keduanya
Bahkan aku adalah actor yang sudah sangat mahir
Aku hanya harus memilih
Akan berperan seperti bintang yang selalu menularkan kebahgiaan
Ataukah malah seperti awan yang hanya bisa menciptakan kemuraman

Mungkin, aku harus memilih seperti bintang! Harus!!
(22/10/09)

Untitled 1

Naik turun..
Ke kanan kiri tak tentu arah..
Ahh...
Kenapa aku ini?!
Terlalu berekspresi apa tak punya ekspresi??
Dingin bagai patung..
Tergelak-gelak..
Berderai airmata..
Menyedihkan!!!

Sebahagia Burung

bahagianya seekor burung,
bisa terbang kemanapun yang ia mau,,
hinggap antara dahan yang satu menuju dahan yang lain...
alangkah riangnya ia,
selalu bernyanyi meskipun dilanda duka,,
menjadikan semua duka itu lenyap bersama kicauan yang terbawa angin...
duhai, betapa senangnya ia..
bermain bersama angin dan awan,
berbisik, berbincang, dan bernyanyi menyambut warna indah pelangi..
wahai..
mungkinkah???

Hati Yang Menjerit

Ya ALLAH… Bukankah aku tahu… Bahkan mungkin sangat tahu… Engkau akan selalu ada untuk setiap hambaMU… Tapi kenapa??? Lagi-lagi, malam ini aku merasakan sangat sepi.. sepi yang teramat sangat…

“When you feel all alone in this world, and there’s no body to count your tears, just remember no matter where you are, Allah Knows..”

Sejenak alunan bait2 itu menenangkanku, tapi kenapa?? Air mata ini serasa gak mau berhenti mengalir,, hati ini tetap sangat kesakitan… Emang siapa yang menyakitiku??? Gak ada!!! Tapi, entahlah,, aku tak kuasa menahan derita ini… Derita?! Berlebihan! Sok merasa jadi orang paling menderita!! Kasian banget se!!! Padahal masih amat banyak di luar sana yang lebih menderita dibandingkan kamu!!!!

“Sometimes, when the world’s not on your side, you don’t know where to run to, you don’t know where to hide..”

Mungkinkah aku kurang bersyukur? Terlalu menyalahkan apa yang telah terjadi.. Emang apa yang dah terjadi??? Ngglambyar!!!! Tapi aku bener2 kangen mereka sekarang….

“Mengapa kita ditemukan? Dan akhirnya kita dipisahkan??”

Salahkah aku yang terkadang bertanya-tanya… Kenapa aku yang mesti kalian tinggal sendiri???? Kenapa bukan aku saja yang meninggalkan kalian duluan????? Kumat egois-nya!!!!!!

“You gaze, at the stars in the sky,, at the mountain so high,, through the tears in your eyes… Looking for a reason,, to replace what is gone,, just remember, remember,, that you are never alone…”

Aku tahu! Sangat tahu!!

“You are never alone, just reach into your heart, and Allah is always there..”

Huwwaaa… Sadar yo… ojo’ jadi edan!!!! Remember Allah, always!!!!!

“So now as you long for your past, prepare for your future, but knowing nothings going to last, you see this life is but a road, a straight and narrow path, to our final abode”

Udah berasa tenang… Ditutup pake apa ni… Jadi bingung dewe…

“Every sparkling tear on every eye lash, He Knows.. Every thought I had, and every word I share, He Knows.. Allah Knows…”

(16/10/09)

nb: tengkyu to Zain Bikha for d lyrics (Allah Knows n You Are Never Alone) n Brothers (Untukmu Teman)

Secarik Kebahagiaan

Shhhsshhh…
Angin itu terasa begitu lembut menyapaku
Menjadikanku tenang…
Oh… bukankah itu angin yang sama seperti hari2 yang telah lalu???
Mungkin…
Tapi,, entah…
Hari ini dia begitu baik padaku
Ia tiupkan bulir2 kesejukan dalam hatiku
Bahkan ia membantuku melumatkan satu bongkah batu
yang beberapa waktu lalu sangat menghimpit hatiku…
senyum ceriapun kuukir pada bibirku
kutularkan pada orang-orang yang kusayangi
ayah, ibu…
pulangku kemarin benar2 membuatku bahagia…
semoga bahgaia itu kan selalu bertahan,
sampai kapanpun…
angin yang baik
tolong sampaikan rasa cinta dan sayangku untuk ayah dan ibu…
selalu…

(“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?” (TQS. Ar-Rahmaan:13))
19/10/09

Kehilangan Ibu

Bermula saat itu…
Hari yang sangat menyedihkan bagiku…
Dia yang kucinta meninggalkanku tuk selamanya…
Berat…
Beban ini pun mulai kurasa…

Seringkali aku bertanya…
Mengapakah semua ini terjadi padaku…
Menimpaku yang rapuh…
Aku hanyalah sorang anak yang baru belajar tuk dewasa…
Namun mengapa satu2nya tumpuan hidupku pergi meninggalkanku sebelum aku benar2 dewasa???
Membiarkanku menjalani hidup ini sendiri…
Menjaga adik2 sendiri…
Ibuku…
Jauh dari dalam lubuk hatiku,, ku tak ingin kehilangan dia…

Tidakkah aku ikhlas???
Yah,, aku selalu berusaha tuk mengikhlaskannya…
Dia bukan milikku…
Dia hanyalah seorang yang Allah kirimkan kepadaku untuk menjagaku…
Mengajarkanku agar aku hidup dengan benar…
Harusnya aku sadar…
Mungkin saat ini pelajaran itu telah cukup untukku…
Saatnya aku memposisikan diri sebagai dia…
Mengambil alih semua tugasnya…
Mampukah aku???
Aku tak yakin…
Rabbii…
Kuatkanlah aku…

*puisi ini telah kubuat atas permintaan seorang teman...

benarkah aku mencintaiMU

Benarkah aku telah mencintaiMu
Sedang sedikitpun ku tak berkeinginan tuk selalu mendekat padaMu
Berdua denganMu dalam setiap waktuku
Nyatakah aku mencintaiMu
Sedang cinta yang lain tetap saja menghiasi
Bahkan menguasai sisi hati ini
Menjadikanku terlalu sering lari dariMu
Seberapa takutkah aku saat Kau tinggalkan?
Karma kadang aku berjalan terlalu jauh dariMu
Tak ingin ku seperti itu!!!

Purnama



Purnama menyembul di balik awan hitam menggumpal..
Malam ini tak lagi pekat..
Jika saja cahaya itu bisa kumiliki sendiri..
Terangi sudut2 hati yang kosong..
Tapi apalah daya..
Cahaya itu tetap saja terbagi..
Hinggap di ratusan sudut hati..
Aku tahu,,
Bukan hanya aku yang merasakan sepi...

Perjalanan 1

Aku berjalan sempoyongan
Kabut ini tak bisa kuatasi
Terlalu pekat...
Harus kemanakah kulangkahkan kaki ini?
Ketika tak ada seorang pun memapah diri
Diam!!!
Kenapa akhirnya aku hanya bisa terdiam??
Tanpa berani melangkah lebih jauh
Padahal kejoraku menanti di depan sana
Secercah sinar dalam kabut pekat...

Cinta?



Dimana engkau cinta???
Ketika aku terpuruk dalam bengisnya kebencian
Ketika aku terjerembab di kedalaman dendam

Dimana?!
Ketika rasa ini telah menjadi keruh dan menghitam
Menciptakan racun-racun hati yang mematikan...

Cinta...
Hampir aku tak percaya akan kehadiranmu...
Lamanya kau tak menghampiriku
Hampir membuatku menjadi sosok antagonis, sadis!

Mungkin memang akulah yang selama ini menolak kehadiranmu
Menolakmu karena aku telah memiliki musuhmu
Rasa benci yang hanya mengotori hati...

Dan ketika aku telah menyadarinya
Engkau telah pergi meninggalkanku...

Cinta...
Bisakah ku mendapatkanmu kembali?!?!?!

Surat Untukmu, Cinta..

Dua hari yang lalu…
Usiamu genap 19 tahun
Gimana kabarmu hari itu???
Apakah engkau masih seperti yang dulu???
Cinta…
Sempatkah engkau tundukkan wajahmu di hadapanNya???
Menharap ridloNya dalam setiap jengkal langkah hidupmu…
Masihkah engkau ingat untuk menghadapNya???
Mengucap rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk menikmati jatah yang diberikanNya di bumi ni…
Ataukah engkau malah pergi ke tempat-tempat yang menjadikanmu
Termasuk golongan-golongan yang jauh dariNya???
Cinta…
Andai kau tau,,
Aku di sini selalu mengharapkanmu,
Mencari seberkas cahaya yang nantinya kan engkau genggam erat…
Cinta,
Aku tak tau, sebesar apa cintaku padamu?
Aku tak pernah bisa melakukan pa yang ku angankan untukmu…
Bahkan untuk mengatakannya padamu-pun aku tak pernah bisa..
Tapi itu tak penting!!!
Cinta…
Maafkan aku, jika seringkali engkau terlupa tuk kubawa dalam doa
Padahal aku tau,
Saat ini yang bisa kulakukan hanyalah mengadukanmu padaNya
Memohon padaNya tuk selalu menyayangimu
Menjagamu dengan hangatnya belaian cintaNya…
Menghentikanmu ketika engkau akan berlari meninggalkanNya…
Cinta…
Sekali lagi kutanyakan,
Gimana kabarmu saat ini???
Cinta…
Mungkin aku tak begitu memahami…
Sesungguhnya, seperti apakah cintaku padamu?
Benarkah aku telah mencintaimu hanya karenaNya?
Benarkah ingin hatiku selalu mengharapkanmu itu telah berada pada jalur yang tepat?
Cinta…
Harapku untukmu…
Semoga Dia membisikkan cintaNya padamu
Hingga engkau temukan kembali jalan fitrahmu…
Cinta…
Ku selalu harapkan pertemuan denganmu
Yang telah menemukan hakikat cintaNya
Menggenggamnya erat bersamamu
Walaupun aku tak tahu, di usiamu yang keberapakah hal itu kan terjadi
Atau bahkan mungkin takkan pernah terjadi…

01 januari 2008

Resah

Jasad berbolak-balik
Pikir melayang ke awang-awang
Hati gundah tak berarah
Resah, gelisah..
Entah, saat langit semakin gelap
Serasa ia ikut menggelapkan hati
Menghimpit ke pojok ngeri
Sendiri…
Berharap kan ada uluran tangan
Merengkuh raga ini
Mengeluarkanku dari lorong dingin dan pekat
Ah…
Aku semakin tak mengerti
Lelah hati, berdarah dan bernanah
Tuhan…
Tolong aku…

Muhasabah

Sulitnya menetapkan hati dan raga ini pada ketaatan
Sulitnya menjaga mereka agar tunduk hanya karenaNYA
Seringkali hati ini kuserahkan pada manusia
Menjadikan manusia sebagai alasan
Alasanku untuk tertawa bahagia
Alasanku untuk berteriak marah
Alasanku untuk menangis sedih
Rasanya sungguh tak pantas!
Bukankah aku diciptakan hanya untuk beribadah dan menghamba kepadaNYA?
Tapi kenapa justru seringkali hati ini berpaling dariNYA?

Astaghfirullah…
Apakah istighfar ini hanya sebagai pemanis bibirku saja?
Sepertinya ia tak pernah sampai ke relung hatiku terdalam

Astaghfirullah…
Seringnya aku mengucapkan kata itu
Sesering aku mengulang semua kesalahan-kesalahanku
Tak ada gunanya!

Ah… kenapa aku sebodoh ini?!
Selalu membiarkan hati dikuasai ego diri
Atau lebih parah lagi,
Campur tangan setan laknatullah ‘alaikum pun ikut andil jua
Membiarkan ia menggerogoti bagian-bagian hatiku yang masih putih
Hingga berlobang penuh nanah
Separah itukah penyakit ini menyerang hatiku???

Terkadang, hanya terkadang…
Aku meminta kepada Zat Yang Maha Segalanya
Tuk membersihkan nanah itu dan menyembuhkan hatiku
Namun, entah mengapa, rasanya hal itu tak mengubah apapun
Apakah mungkin karena hanya “terkadang”?

Huh!
Hanya berapa persen waktuku untukNYA dalam sehari?
50%??? Mending masih seimbang!
Atau ternyata hanya 5%?!
Na’udzubillahi min dzaalik!!!
Setidak bersyukur itukah aku atas hidupku di dunia ini???
Apa jadinya kalau aku terus menerus seperti ini?

Astaghfirullah…
Lagi-lagi istighfar keluar dari bibir ini
Namun kini datang dari lubuk hati terdalam,, semoga…

Allahu Rabbii…
Pemilik alam semesta, Penggenggam jiwa manusia…
Tundukkan selalu hati dan raga ini di atas jalanMU
Dan di bawah naungan cintaMU
Tetapkanlah ia dalam ketaatan kepadaMU
Selalu…
Amin….


Kering

Kurasa kering…
Dehidrasi ini sangat menyakitkan
Adakah mata air di sana?
Atau sumur yang bisa kumintai setetes H2Onya?

Tentang Hujan


Aku tak tahu, sejak kapan aku mulai menyukai hujan..
Rintiknya yang menawan,
Irama dentingannya saat beradu dengan tanah dan atap rumah,
Begitu mengesankan..
Bagai sebuah tarian yang mengikuti musik alam..
Terkadang pelan, tak jarang pula keras menerjang..
Dan saat ia mulai reda,
Bau tanah basah semerbak menebar..
Meninggalkan jejak hujan yang tlah terekam…


(Senin Sore, 5 April 2010, 17.36)

AKU

Aku…
Hanyalah serpihan kerikil di tengah hamparan bumi yang luas…
Berharap kan menjadi berarti
Meskipun hanya sebutir kecil
Yang terkadang harus pasrah diinjak oleh lalu lalang manusia...

Aku...
Bagaikan seekor burung kecil
Berusaha mengepakkan sayapnya tuk menjangkau langit yang tinggi
Meskipun sayap itu terlalu lemah dan lelah...

Tapi aku...
Bukanlah sepotong gabus yang hanya diam,
Tanpa bisa melawan arus yang membawanya...

Aku adalah aku...
Yang selalu berusaha tuk menciptakan arti dalam hidup ini
merancang agar hari esok lebih baik
n menjadikan hari ini selalu berarti...

-Rabb, betapa lemahnya jiwa ini,
betapa hinanya diri ini,
berharap menjadi orang yang kan selalu Kau cintai,
tapi kenapa masih belum bisa tuk mencintaiMu dengan segenap hati???
begitu mudahnya diri ini tertipu oleh muslihat dunia yang hanya fatamorgana...
Rabbi...
Jangan pernah tinggalkan diri ini,
karena takkan pernah bisa melangkah sendiri...
bimbinglah selalu kaki2 kecil ini tuk berlari menuju ridho-Mu...
amin-

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management