Kamis, 30 Desember 2010

=Sebercak Kenangan=

Teringat beberapa tahun yang lalu, saat raga-raga kami semua masih dekat. Saat dimana komunikasi masih intens satu sama lain. Tak hanya bertemu raga, tapi juga dalam dimensi udara. Saat dimana kami semua terasa begitu dekat hingga akupun tak sanggup membayangkan jika kelak kami semua akan berpisah. Dan itulah yang terjadi satu setengah tahun terakhir ini. Saat raga-raga kami mulai berpisah. Saat kami disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Serasa semua hal yang telah terlewati saat dulu lenyap begitu saja. Tak ada lagi dering sapa, memberikan nasehat penyejuk raga.


Waktu dan keadaan merubah segalanya. Dalam sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. Dari yang awalnya tak kenal, kenal, jadi dekat, hingga kedekatan itu menjadi renggang, dan akhirnya menjauh. Kehidupan memang tak ubahnya seperti roda yang berputar. Terkadang aku mengkhayal, menjadi berandai-andai yang seharusnya tak kuijinkan memasuki hip-hip otakku, merusak syaraf-syarafku dan menjadikanku terbuai dalam lamunan dan angan kosong. Dan saat kusadari, semuanya tidaklah berarti, karena pada kenyataannya mereka tidaklah disini.

Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan?
Kini dengarkanlah
Denadangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu, takkan kulupa
Walau badai datang melandai 
Walau bercerai jasad dan nyawa
(by Brothers) 

Sedikit demi sedikit kucoba pahami. Semua ini tak lepas dari skenario Ilahi untuk kami. Mungkin mereka telah menyadari dan meninggalkan aku yang sedikit terlambat memahami. Namun kupastikan, mereka adalah sebentuk warna yang menjadi penyempurna spektrum rajutan pelangi kehidupanku. Meskipun raga-raga ini telah jauh, meskipun komunikasi sudah semakin tereduksi, semoga do'a-do'a tetap mengalun, menjadi sebentuk tali pengikat meski tak terlihat.

-Menjelajah Alam-

Mendaki bukit, menjelajah hutan, mendengarkan bisikan pepohonan yang bergesekan, merasakan segarnya angin, bergumul bersama nyamuk-nyamuk liar, sebuah aktivitas yang akhir-akhir ini begitu saya rindukan. Yah, memang bukan pada level pendaki beneran yang pada umumnya menjelajah gunung dan berhari-hari menyatu dengan alam. Namun setidaknya bisalah dibilang sebagai petualang alam kecil. Bahkan terkadang ketika melihat acara telivisi yang bertemakan penjelajahan alam, saya selalu membayangkan diri saya yang menjadi host acara tersebut. Betapa menyenangkannya bisa bercanda bersama alam.

Menikmati agungnya ciptaan Allah memang sebuah hiburan yang sangat menyenangkan. Selain bisa menentramkan hati, juga bisa menjernihkan pikiran serta membuat badan bugar. Selama kurang lebih 3,5 tahun aktivitas ini bisa dibilang secara rutin saya ikuti, setidaknya dua kali dalam setahun. Saya sangat berterimakasih kepada organisasi yang mengantarkan saya pada kecintaan akan alam. Organisasi tersebut memang bukanlah organisasi pecinta alam, bahkan mungkin sangat bertolak belakang karena basisnya adalah ilmiah, bukan alami. Tapi menjelajah alam adalah sebuah agenda rutin yang dilaksanakan setahun dua kali sebagai bentuk diklat dan training dalam pengkaderannya.

Jangan dibayangkan pula bahwa kami adalah penjelajah alam seperti pada umumnya. Pada awalnya saya juga sedikit heran saat pertama kali mengikuti kegiatan ini. Bisa dibayangkan bagaimana dalam benak saya saat itu ketika melihat kakak-kakak senior menggunakan rok panjang dan kerudung lebar saat menjelajah (apa gak ribet? apa gak takut nyangkut? apa bisa naik turun bukit? dll). Tapi setelah kali kedua, sayapun mengikuti jejak mereka, dan ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan di awal, bahkan terasa sangat menyenangkan. Seorang wanita dengan busana yang serba lebar pun bisa merasakan dan menikmati serunya bercengkrama dengan alam.

Tempat favorit yang biasa kami jelajahi adalah Bukit Panderman dan hutan kecil di daerah Coban Tahun. Yah, seperti yang saya sebutkan di awal, penjelajahan ini memang bukan pada level pendaki beneran. Medan-nya hanya bukit dan hutan biasa, tapi cukup menyenangkan untuk bisa menyalurkan sedikit hobi menjelajah alam. Berikut ini gambar-gambar yang sempet di ambil pada saat itu.

  Hutan Coban Talun 2007, TC angkatan 2006

Bukit Panderman 2007, DC angkatan 2007

Bukit Panderman 2008, DC angkatan 2008

 Hutan Coban Talun 2009, TC angkatan 2008

 Hutan Coban Talun 2009, DC angkatan 2009

 Bukit Panderman 2009, SET JaTim

 Hutan Agro 2007, DiForst angkatan 2007

Hemmm,, kapan ya bisa bercengkrama dengan alam lagi?

Rabu, 29 Desember 2010

S**i**i ohhh **ri**i =(

Berharap bisa segera mengakhiri
Tapi berasa tak minat lagi
Aduhai mengapa harus seperti ini?
Serasa ingin melarikan diri
Tapi bukankah dulu aku sendiri yang memilih untuk memulai
Harusnya dengan gagah pula kuakhiri

Serial KaDrama - Baker King, Kim Tak Goo


Untuk kesekian kalinya saya menemukan serial drama korea yang cukup bagus. Yap, "Baker King, Kim Tak Goo" atau juga populer dengan judul "Bread, Love, and Dreams" adalah serial drama korea yang sudah tayang 8 episode terhitung hari ini di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Awalnya sebelum ditayangkan alias masih promo, saya hanya merasa penasaran karena ada adegan bikin kue. Alhasil setelah melewati episode pertama, saya jadi semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya.


Sebenarnya saya ingin berbagi garis besar ceritanya dari awal hingga akhir, tapi berhubung baru liat sampek episode 8 saja, jadinya untuk tulisan kali ini saya hanya akan mengungkapkan beberapa hal yang menurut saya bisa menjadi alasan mengapa drama ini cukup menarik untuk diikuti kisahnya.

Secara garis besar, serial drama ini mengisahkan kehidupan seorang laki-laki yang mempunyai bakat dalam membuat roti. Laki-laki ini bernama Kim Tak Goo (nama pemberian ayahnya, ayahnya adalah pemilik perusahaan roti terbesar di Korea). Meskipun ayahnya seorang yang kaya raya, tapi tidak demikian dengan Tak Goo, karena ia terlahir bukan dari istri ayahnya yang sah, ia sangat dibenci oleh ibu dan saudara-saudara tirinya. Karena itulah, dia terpaksa menjalani kehidupan yang rumit dan keras (berpisah dengan ibunya, tidak sekolah, jadi preman). Dia menjadi korban dari orang-orang (ibu dan saudara2 tirinya serta yang paling berperan dalam hal ini adalah Manajer Han yang merupakan selingkuhan ibu tirinya) yang tidak menyukainya karena khawatir kelak akan mewarisi kekayaan ayahnya. Orang-orang tersebut berusaha menyingkirkannya dengan segala cara (saya gak habis pikir, padahal Tak Goo sendiri gak pernah berhasrat mewarisi kekayaan ayahnya, kenapa orang-orang tersebut heboh sendiri ya? ckckck). Tapi untungnya, dibalik penderitaannya tersebut masih ada orang-orang yang mau simpati dan membantunya, salah satunya adalah seorang kakek yang ternyata dulu adalah guru ayahnya dalam membuat roti. Kakek tersebutlah yang kemudian selalu menasehatinya dan menghiburnya serta mengajaknya untuk belajar membuat roti.


Drama ini menggambarkan bagaimana kisah Kim Tak Goo dari masa kecil hingga dewasa dalam menjalani kerasnya kehidupan. Dia dapat bertahan dengan keteguhan, kejujuran, keluguan, dan keberaniaannya. Dia percaya bahwa kebenaran lah yang akan menang (ini adalah prinsip yang ditekankan oleh ibunya). Entah bagaimana nanti kisah akhirnya (karena saya juga penasaran sekali).Yang pasti bagi saya kisah drama serial ini sangat menarik untuk diikuti.^________*
.

Sabtu, 25 Desember 2010

Home Alone

Senja telah berlalu
Aku meringkuk sendiri dalam sebuah gedung kecil
Tepatnya dalam sebuah ruangan yang paling terang
Yaa, aku sendiri, hanya ditemani teman dunia maya dalam monitor tipis 14 inci
Itu tak cukup
Kunyalakan pula sebuah kotak berlayar 14 inci yang terletak di atas meja
Berharap bisa menciptakan sedikit suasana ramai

Aku tetap meringkuk, sendiri
Saat hujan dengan tiba-tiba mengguyur deras
Ahh, kenapa dalam waktu singkat kurasakan sekelebat suasana mencekam
Mungkin hanya rasa was-was
Abaikan saja

Kruyuukkk,,
Aihh,, kucoba berjalan ke dapur
Tak ada nasi
Aduhai, keran air mati pula
Urung pula memenuhi keinginan perut yang menuntut
Suara ketokan bambu di jalan pun tak terdengar


Fiuh,, ya sudahlah...

Kamis, 23 Desember 2010

__ !!!!! __

2010 hendak pergi, 2011 telah menanti..
Terhenyak, teringat akan beberapa visi yang belum bisa kuraih..
Mencoba menyusuri kembali..
Apa yang salah sehingga visi tak ubahnya hanya seonggok mimpi..
Apakah karena kemarin aku tak punya ambisi?
Atau karena tak ada kesiapan pada diri?
Atau malah karena kemalasan dan ketidakpercayaan diri?
Sudahlah, akupun tak sepenuhnya mengerti..
Yang terpenting saat ini adalah kembali menata diri..
Menjadikan diri siap tuk meraih apa yang seharunya diraih..

Just Stay Strong


 *****

Jika tak ada yang rela membuihkan mulutnya untuk menasehati dirimu yang rapuh,
maka cobalah tuk menasehati dirimu sendiri!
Jika tak ada yang hendak mengulurkan tangannya tuk membantumu yang sedang membutuhkan,
maka cobalah aktif menggerakkan badanmu tuk membantu dirimu sendiri!
Jika tak ada hati jernih yang mampu menghiburmu saat kecewa,
maka jernihkanlah hatimu agar mampu menghibur dirimu sendiri!
Jika tak ada yang mampu meneriakkan semangat tuk menyemangatimu saat terpuruk,
maka kerahkan sendiri suaramu, berteriaklah tuk menciptakan semangat dalam dirimu!
*****

Cobalah berdiri di atas kakimu sendiri!

*****

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management