Selasa, 24 Agustus 2010

Bulan Temaram


Ingin kupotret wajah bulan
Kan kuabadikan cahayanya yang temaram
Menerangi malam meskipun harus melawan awan
Aduhai, kau nampak kesepian
Tak terlihat bintang yang biasa kau jadikan kawan
Sungguh, kau begitu setia dengan malam
Tak lelah tuk meneruskan sinar sang raja siang
Menjadi pelipur wajah-wajah muram
Dengan senyummu yang menawan

(Ngantang, 23 Agustus 2010, ba’da maghrib)

Kare Ayam

Hwaaa... masak2 lagi yukkkk... emh,, menu kali ini apa ya? saya akan coba Kare Ayam aja dah...
Tringggggg,, ini nih resepnya.... 


Mari siapkan dulu bahan2nya!
  • beberapa potong ayam
  • bisa ditambah isinya dengan tempe biar lebih sedepp (kalo gak mau juga gak apa2)
  • bawang merah & bawang putih
  • kunyit
  • kemiri
  • ketumbar
  • cabe merah besar
  • trasi
  • serai
  • daun jeruk purut
  • daun salam
  • garam
  • gula
  • santen
  • minyak goreng
Setelah siap semua bahan, lets go,, mulai masak!!!
  1. ayam jangan lupa dikrekep dulu dengan tujuan: biar steril (ayam potong yang banyak suntikan kimianya) plus biar empuk (ayam kampung yang dagingnya ulet banget)
  2. sambil menunggu tahap pertama, uleg bumbu2 hingga halus (bawang merah & putih, kemiri, ketumbar, cabe merah besar, kunyit, terasi, dan garem)
  3. masukkan minyak goreng dalam wajan secukupnya lalu tumis bumbu yang sudah diuleg bareng ma daun jeruk purut, daun salam, dan serai
  4. setelah bumbu keluar aroma harumnya, masukkan daging ayam dan beri air secukupnya hingga empuk
  5. setelah empuk, masukkan gula (bisa juga gula ikut diuleg ma bumbu2 yang laen)
  6. masukkan santen dan dikebur2 hingga mendidih
  7. Kare ayam siap dihidangkan
emhh,, biasanya kare ayam ne ada pendampingnya lowh, sambel kecap yang resepnya kaya' yang dah saya cantumin di resep Sup Ayam...
Selamat mencobaaaaaa....................... ^________________________*

Kutipan Bagus dari Buku Smart Love


Buka-buka file2 lama, dan menemukan sebuah file dengan judul, "from Smart Love". Haha,, ternyata dulu pernah kurang kerjaan, nyatetin kutipan2 yang kuanggap bagus dari tuh buku. Emh, tak apalah, isinya juga bagus kok meskipun sebagaimana judulnya "Smart Love", isinya yo tentang love2an,, semoga bisa jadi renungan... ^^


*******
Cinta itu anugerah, maka jangan bikin resah!
Jika kita sudah mulai diresahkan oleh cinta, maka inilah saatnya kita harus mengoreksi, sudah benarkah kita meletakkan cinta?
Karena pada dasarnya, Allah memberi fitrah untuk memilih kebenaran.
Kebaikan adalah sesuatu yang jika kamu lakukan, maka hatimu tenang.
Sebaliknya, jika hati kita ragu dengan sesuatu itu, maka bisa jadi apa yang kita lakukan itu ada yang salah.
Tapi ingat pernyataan itu hanya berlaku jika kita bertanya pada hati kita dengan hati yang bersih, dengan kejujuran hati.
Jika ini tidak kita miliki, maka yang terjadi adalah legitimasi2 yang meringankan tindakan kita.
Lalu, kita pura2 tidak tahu bahwa kita tengah melakukan sebuah kesalahan.
*******
Bagaimana jika yang menggoda bukan cinta Allah? Tapi cinta pada sesuatu yang tidak diridloiNya?
Perlukah kita mengusirnya, sementara ia menjadi fitrah bagi semua manusia?
Atau kita rawat, sementara ia bias menjadi gulma jika datang tak tepat waktu?
Atau kita diamkan saja, sementara ia menjalar begitu cepat bagai virus yang berkembang menjadi penyakit di dalam tubuh?
*******
“Cinta pada Allah adalah kebahagiaan yang dasarnya lebih dalam dari setiap sesuatu yang dalam. Perasaan itupun tak bias digantikan”(Aidh al-Qarni)
*******
“Salah satu perkara yang tidak memberi manfaat kecuali peluang dosa adalah kecintaan yang tidak diridloi Allah dan tidak dalam menjalankan perintahNya.”
(Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)
*******
InsyaAllah,
Allah akan mempertemukan orang2 yang menjaga cintanya hanya karena Allah dengan orang2 yang mencintai Allah.
Dan Allah akan mendekatkannya dengan orang2 yang semakin membuatnya cinta kepadaNya.
Dan ia tidak menghilangkan perasaan cinta yang menjadi fitrahnya itu kepada manusia hingga datang seseorang yang halal dicintainya.
*******
“Mereka yang diangkat derajatnya adalah yang kesabarannya dapat mengalahkan dorongan hawa nafsu dan syahwatnya” (Ibnul Qayyim al Jauziyyah)
*******
Hijab hati berarti menjaga hati dari sesuatu yang akan mengotori dan merusaknya.
Dalam masalah jatuh cinta, menjaga hati dapat dilakukan dengan merapatkan pintu hati.
Sehingga tidak mudah mengundang orang untuk masuk.
Yaitu orang2 yang akan membuatnya mabuk kepayang tidak menentu.
*******
Ketika kita jatuh cinta, kita merasa bahwa inilah jodoh kita.
Keyakinan yang terlampau besar ini seringkali membuat kita buta.
Buta bahwa orang yang kita cintai BUKAN atau BELUM apa2nya kita!
*******
“Ada tiga hal yang barang siapa memilikinya, maka ia memiliki rasa cinta lebih daripada hamba yang lain.
Pertama, orang yang menjadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai dari pada yang lain.
Kedua, orang yang mencintai saudaranya di mana ia tidak mencintainya kecuali karena Allah.
Ketiga, orang yang membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam api neraka.”
(HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’I, dan Ibnu Majah)
*******
“Jika seorang istri telah menunaikan sholat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, dan menjaga kemaluannya dari yang haram, serta taat kepada suaminya, maka akan dipersilahkan masuk ke surga dari pintu mana saja yang ia sukai” (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)
*******
Rumah mungil adalah istana dan surga yang akan mendatangkan ketenteraman dan ketenangan.
Maka ia pun harus dibangun dengan suasana surgawi.
Ia indah bukan karena bentuk fisiknya, tetapi ia menjadi indah dan teduh karena Allah dan malaikat2Nya ikut menjaganya.
*******

Minggu, 22 Agustus 2010

Seseorang dan Bintang


Dalam keterburuan aku berburu
Berburu bintang dalam kelamnya malam
Berharap kan menjadi pengobat kesepian
Dalam rentang hidupku yang tak panjang
>-------<
Aku adalah satu di antara seribu dalam sebuah gugusan
Yang mencoba tetap tegar dalam pekatnya malam
Mencoba tetap bersinar meskipun terkadang terlalu jauh dari kawanan
Karena aku yakin akan suatu angan
Bahwa aku pasti akan kau temukan
>-------<
Ya… beribu macam telah kusaksikan
Namun tak lebih yang kudapat selain hanya kesilauan
Sungguh, aku tak ingin yang berlebihan
Aku hanya inginkan satu,
Yang tak terlalu terang tapi menyejukkan
>-------<
Kuakui, sinarku memang tak terlalu benderang
Karena aku tak ingin menyilaukan
Tapi kuharap ku kan bawa ketenangan
Saat matamu memandang


(sore2 iseng2, 21 Agustus 2010, 17.04 waktu laptop)

Jumat, 20 Agustus 2010

Hidupku Hanya Untuk-MU



Degupan kencang iringi langkah kakiku
Pikir melayang,
Akankah jadi kenyataan
Dialog-dialog kehidupan
Bisakah mencipta bait-bait cinta
Tumpahan air mata
Kapankah kan mengobati kerinduan
Di antara perjalanan hidup
Ku ingin hanya satu
Untuk-Mu

Menunggu


Ia hanya bisa menunggu..
Menunggu waktu kan memihaknya..
Melepas gundah gulana..
Membuang segala kerapuhan..

Sungguh, menunggu begitu menyakitkan jiwa..
Tak melakukan apa-apa..
Dan hanya menunggu..
Suatu hal yang tak pasti..

Kenapa harus menunggu?
Mungkin saja waktu tak pernah memihaknya..
Buat apa ia menunggu?
Buat apa ia menghabiskan waktu hanya untuk menunggu?

Dialog I


Seringkali tak memahami akan inginku..

Sama, akupun juga seperti itu..

Bagai dalam pusaran yang sungguh sangat membingungkan..
Kau tahu, seringkali rasa angkuh dan minder, saling menyambar bagai petir...
Sungguh kutub negatif dan positif yang saling berperang dalam diri..
Bahkan rasanya aku tak kuasa..
Aku tak kuasa melihat semua ini yang membuatku hanya diam..
Aku hanya ingin sebuah akhir, yang bahagia pastinya..

Ahh,, kau terlalu naif, bukankah untuk membuat roti saja butuh sebuah proses membuat adonan dan memanggang adonan hingga ia telah jadi roti dan siap saji?

Tapi kurasa bukan itu yang aku maksud..
Kau pasti sangat tau apa yang menjadi cita-citaku saat ini..
Yahh, aku begitu menginginkannya..
Meskipun aku sendiri kurang memahami, sudahkah keinginanku itu berada pada arah yang benar..
Ahhh, tidak, bukan,, rasanya tak mungkin aku menggapainya saat ini..
Kau tahu, menjalani kehidupanku yang saat ini saja aku tak becus..

Hemmm,, bahkan aku merasakan hal yang sama..
Tidak kau saja..
Betapa inginnya aku menjadi mereka..
Tapi tahukah kau, terkadang nafsu lebih kuat tuk merubah menjadi kebalikan mereka..
Yang seringkali menjerumuskanku kepada lorong kosong yang hampa akan udara..
Membuat semakin menyesak..

"Sungguh,, kita ini hanyalah manusia-manusia akhir zaman yang berusaha memahami hakikat kehidupan"



Senin, 16 Agustus 2010

Sang Layang-layang


Serasa menarik dan mengulur benang layang-layang
Saat inginnya hati tak sepadan dengan pikiran dan kenyataan
Ingin rasanya segera menarik layang-layang itu
Namun kusadari, sang layang-layang nampaknya masih ingin terbang bebas
Hingga akhirnya aku hanya bisa mengulurnya kembali
Dan mungkin kan membiarkannya terlepas jika suatu saat benang itu telah terputus

Wanita Jaman Rasulullah vs Wanita Akhir Jaman


Bismillah...

Ini hanyalah tulisan sederhana, bentuk kekagumanku akan kehidupan para sahabat dan sahabiyah Rasulullah Shollallahu 'alaihi wassalam versus kemirisan melihat kondisi wanita hari ini. Sungguh islam memuliakan wanita. Bahkan sempat terbayang di benakku, jika saja aku bisa menjadi wanita sholihah kala itu yang mempunyai keteguhan iman yang begitu kuat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi kenyataan lah yang harus aku hadapi. Aku hanyalah seorang wanita akhir jaman yang berharap dan hanya bisa berusaha untuk bisa mencontoh wanita-wanita sholihah shohabiyah Rasulullah Shollallahu 'alaihi wassalam.

Di kala itu, wanita benar-benar dihormati. Ketika seorang wanita mencapai usia yang siap untuk menikah alias sudah baligh dan dewasa, kaum pria baik yang pemuda maupun yang sudah pernah menikah berbondong-bondong untuk melamar dan menikahi wanita sholihah tersebut. Tidak hanya wanita yang masih perawan (pemudi), bahkan ketika ada seorang wanita yang telah ditinggal oleh suaminya alias janda, setelah masa iddah, kaum pria pun segera berbondong-bondong untuk menikahinya. Bahkan, ketika kita coba menengok kisah ummul mukminin Hafshah binti Umar radhiyallahu 'anha, katika beliau ditinggal oleh suaminya, sang ayah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berusaha mencarikan sang putri seorang suami yang pada akhirnya Rasulullah-lah yang menikahi beliau (kisah lengkapnya bisa dilihat di Buku "Mereka Adalah Para Shahabiyah" - kok jadi semacam promosi ya? hhe). Itu semua tidak lain adalah sebuah bentuk penghormatan mereka terhadap kaum wanita, untuk melindungi kaum wanita.

Sungguh amat sangat berbeda dengan kondisi saat ini, kondisi dunia akhir jaman dimana wanita bagaikan barang murahan. Mereka dengan rela dan santainya mau untuk dijamah oleh kaum pria yang tak menaruh rasa hormat terhadap kaum wanita. Dan anehnya sang wanita juga mau saja dipacari oleh pria-pria tersebut tanpa ikatan yang halal. Parahnya lagi, nampaknya para orang tua juga sudah hilang kepeduliannya akan putri-putri mereka. Mereka membiarkan putri-putri mereka keluar rumah berbaur dengan khayalak ramai tanpa berhijab syar'i. Aurat dipertontonkan dimana-mana yang pada akhirnya pelampiasan syahwat pun meraja lela.

Sungguh perkara aneh yang menimpa wanita akhir jaman. Saat islam memuliakan wanita dengan aturan-aturan syar'i mulai dari tata busana dan tata pergaulan, eh mereka malah menganggap aturan tersebut sebagai bentuk pengekangan kebebasan. Dan yang keterlaluan, kebanyakan orang malah menganggap wanita-wanita yang menutup auratnya secara syar'i disebut terlalu berlebihan dan ekstrim. Padahal sudah jelas peringatan dari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim), na'udzubillahi min dzalik, semoga kita tidak termasuk dalam golongan tersebut, amin.

Dunia memang nampaknya bener2 dah jungkir balik gak karuan.

Wallahulmusta'an...

Minggu, 15 Agustus 2010

Cerita Gak Nyambung - Buat Have Fun Aja

Luammaa banget gak ngupdate tulisan di blog. hemmm... pengen corat-coret, tapi ngomongin apa ya? umhh,, jadi inget kemaren pas liat berita di TV,, telah tercatat 75 kasus gas elpiji yang meledak menurut catatan salah satu TV swasta di Indonesia. Itu baru angka yang berhasil dicatet ma stasiun TV tersebut, lha yang gak kecatet kaya kejadian yang menimpa tetanggaku kemaren? pasti bakal mencapai angka yang lebih banyak lagi. Jadi semakin was-was kalo mau pake kompor elpiji. Kebijakan tabung gas elpiji bener-bener bikin tambah banyak masalah.

Ganti topik...
Hari ini untuk pertama kalinya aku naek angkot TSG *yang kata temen2 singkatannya Tunggu Sampek Gila* ke Gasek. Yap,, mulai hari ini perlu kesabaran ekstra kalo mau maen kemana-mana. Pasalnya di Gasek hanya ada satu angkot yang lewat yaitu ya si "Tunggu Sampek Gila" itu tadi. Kembali ke hari ini, dengan Ke-PD-an tingkat tinggi aku tadi nyoba-nyoba buat naek tu angkot dari Jl. MT Haryono, untung gak perlu nunggu lama-lama, sekitar seperempat jam si TSG dateng, alhamdulillah. Sipp,, akhirnya bisa duduk tenang di angkot, si TSG (dengan penumpang cuma tiga orang *pantes aja jarang kelihatan berkeliaran di jalan, lhawong penumpangnya dikit) jalan pelan-pelan dengan bonus alunan musik yang distel oleh si empunya tu TSG alias pak sopir. Sambil mengawasi jalan kunikmati ja perjalananku itu.

Kuamati jalur tuh TSG, melewati jalan Gajayana, berlanjut ke daerah ITN, dan sampailah ke daerah yang ternyata gak asing lagi buatku - gak tau nama daerahnya. Yap, ternyata dulu waktu di Surya Buana aku pernah jalan-jalan ke daerah itu, tepatnya pas para santriwati diajak jalan-jalan pagi ma pembimbing ma'had ke Kali Metro. Kalo diinget-inget, ternyata jauh juga ya jarak tempuh jalan-jalanku jaman dulu. Pheww,, jadi ingin kembali ke masa itu,, hahay...

Habis dari tu daerah, si TSG melewati perumahan Gajayana kalo gak salah, dan kemudian masuk ke perkampungan. Dengan ketidaktahuanku, aku nyante aja di angkot, pas ditanyain si sopir, "mbak, mau turun mana?", ya kujawab aja spontan, "ke Gasek pak". Akhirnya pak sopir meneruskan laju si TSG. Mubeng-mubeng beberapa menit di perkampungan, tiba-tiba pak sopir tanya lagi, "mbaknya turun di Gasek yang mana?", dengan kepolosanku ya kujawab, "Gasek yang perempatan ada jalan turunannya itu lo Pak". Bapaknya diem bentar trus bilang, "lho mbak, wes kelewat, gak langsung lewat situ mbak tapi lewat perempatan yang tadi". Degg,, perasaanku gak enak, jangan-jangan aku nyasar. Akhirnya aku berhenti saat itu juga, trus bilang ke pak sopir, "maklum pak saya baru pindah,, hhe". Akhirnya ma pak sopir TSG dikasi tau jalannya,, dan alhamdulillah, berhasil pulang dengan selamat.

Topik Lain Lagi...
Telah mendengar berita gembira dari seorang kawan meskipun tidak dikatakan secara langsung, dia akan segera menggenapkan setengah dien. Hwee,, jadi bertanya-tanya, kapan ya giliranku? *hahaha,, mendadak jadi aneh... :p

Ada Lagi si Topik...
Bersamaan dengan ini, tiba-tiba ja jadi kangen ma suasana ramadhan pas di Surya Buana. Ada tadabbur alam tiap pagi, ada kultum giliran tiap ahad pagi kalo gak salah plus presentasi hasil tadabbur alam, ada buka bareng temen-temen senasib, ada tarawih bareng sepondok, dan ini yang asik dan rasanya pengen mentertawakan diri sendiri kalo diinget-inget - lomba banyak2an mengkhatamkan Al-Qur'an, plus laen2 yang kebetulan gak keinget saat ini. Karena ramadhan masa SMA kurang berkesan, jadi langsung meloncat ke ramadhan saat kuliah sekitar tiga dan empat tahun yang lalu (ramadhan pertama dan kedua pas kuliah) bersama Az-Zahra Crew - sebuah komunitas di kontrakan yang mengantarkanku pada perubahan lebih baik dengan ijin Allah. hemm,, ngapain aja ya waktu itu? kalo gak salah nyiapin buka buat jamaah di sebuah mesjid kampus, giliran jaga loker mesjid setelah ada kasus kecolongan barang di mesjid dan akhirnya si maling ketangkep, nyiapin acara ramadhan, dan nyiapin santap saur di 10 hari terakhir ramadhan, plus kegiatan lain yang kebetulan juga gak keinget di otak saat ne.
pheewww,, ternyata banyak banget memory indah yang telah tergores dalam titian warna pelangiku, subhanallah walhamdulillah...

gak kerasa, neh note dah panjang juga,, udahan ah crita gak jelasnya,, hhe... :p

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management