Pecundang!!!
Sepertinya sebutan itu cocok banget untuk ditempelkan pada diriku. Selalu diam dan tak segera melakukan pergerakan. Atau bergerak namun hanya setengah-setengah. Duh, apa jadinya dirimu jika terus menerus seperti ini?!
Aku tak mengerti akan inginnya hati. Terkadang ingin rasanya aku memaki diri seperti saat ini. Namun di saat yang lain aku memanjatkan syukur atas apa yang telah terlewati. Ahh,, aku seperti tertarik oleh dua tali yang saling berlawanan. Menjadikan kesal, pegal, redam. Pencarian ini mejadikanku letih sendiri.
Semenjak kecil aku mempunyai ketertarikan akan berbagai hal. Musik, tari, bulu tangkis, bela diri, penulis, berpetualang. Tapi apa kenyataannya sekarang? Tak ada satupun di antara semua itu yang melekat dalam diriku. Aku hanya diam dan tak berusaha meraih dan memperdalam. Sebagian jadi mimpi, dan sebagian hanya setengah-setengah.
Ada beberapa hal yang memang sudah sepatutnya aku syukuri karena mereka hanya jadi mimpi dan tak pernah bersentuhan denganku. Tapi ada beberapa hal yang menjadikanku marah kepada diriku sendiri karena tak menyentuhnya dengan segenap hati dan bersungguh-sungguh. Serasa jadi orang yang gak berguna dan tak berprestasi sama sekali.
Pheww,, bodohnya diriku, terlalu puas dengan apa yang telah aku peroleh saat itu. Yang ternyata semua itu tak ada gunanya saat ini. Hanya sebuah torehan sejarah yang biasa-biasa saja dan begitu banyak orang yang menorehkan sejarah yang sama. Tak ada yang istimewa. Bahkan, orang-orang yang dahulu aku remehkan, sebagian besar dari mereka saat ini malah sudah menikmati kesuksesan mereka. Duhh,, rasanya diri ini gak berguna banget!
Huffttt… penyesalan memang letaknya selalu di belakang. Sempat beberapa kali terpikirkan, nampaknya aku lebih menyukai bekerja secara langsung menangani obyek seperti bekerja di lab ato yang berhubungan dengan ilmu alam (astronomi – cita2ku saat awal SMA, geografi, biologi, dll). Tapi semua itu salahku sendiri, masa SMA aku hanya bersantai-santai plus tak menyadari akan hal itu, alhasil, masuk IPS dan akhirnya, hal itu hanya bisa kugantungkan di langit-langit.
Yah aku tau, yang sudah berlalu biarlah berlalu, jangan terus berada dalam zona penyesalan. Hadapi apa yang ada sekarang. Tapi terus terang, aku semacam mengalami kebuntuan, ketakutan, dan kecemasan. Entah, apa yang mennjadikanku terus-menerus berada dalam diam. Kuliah tinggal skripsi tapi tak punya kemauan kuat tuk segera merampungkannya. Apa gunanya terus memupuk kemalasan? Hanya pecundang yang rela berkawan dengan kemalasan. Dan lagi,, bukannya aku juga tahu dan menyadari dengan sesadar-sadarnya kalo aku tetep diam sekarang ne, aku bakal menimbun penyesalan lebih tinggi lagi.. ahh,, aku gak mau!! Sudah cukup yang lalu biarlah berlalu,, saatnya mengerjakan apa yang sudah ada dihadapan sambil menggali potensi lain yang aku yakin pasti ada dalam diriku. Yap.. aku hanya perlu mencari potensiku yang lain dan memulai untuk mengembangkannya dengan segenap hati.. yakin bisa! Pasti bisa!! SEMANGAT BISA!!!