Senin, 03 Mei 2010

Jiwa Yang Goyah

ketika waktu mulai merangkak habis
sedang jiwa masih beku
hanya terombang-ambing oleh arus
yang menerpa dari berbagai arah

kadang jiwa ini cair
mengikuti arus yang tak layak
saat itu aku tertawa
tapi terasa kosong
hingga jiwaku yang cair
kembali beku dan diam tanpa bisa pergi

namun, kala lain
jiwa beku itu mencair kembali
mengikuti arus suci
hingga jiwaku mulai terisi sedikit demi sedikit
bagai ada cahay yang menerobos
menjadikan hatiku terang
seakan aku menemukan kembali
hal berharga yang sempat hilang

tapi..
akankah keadaan ini selamanya bertahan?
seperti bertahannya jiwaku dikala hanya ada kekosongan?
aku tak tahu..
sampai kapan aku kan begini
berjalan kesana kemari tanpa arti

namun asaku berkata
aku ingin kejar kembali cahaya itu
hingga tiba saatku nanti...

(tulisan lama yang kutemukan di antara catatan2 harianku, 25 Agustus 2004)

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management