Selasa, 18 Mei 2010

Kisah Radio -The Movie-

Hemm… menghabiskan akhir pekan dengan menonton pilem. Tiga pilem barat plus satu pilem korea. Dari keempat pilem tersebut ada satu yang amat sangat menarik. Cukup membangkitkan emosi dari awal hingga tamat. Pilem yang mendatangkan rasa haru, iba, gak tega, seneng, sedih, malu, dan lain2, macem2 dah pokoknya. Katanya sih pilem ini inspired by true story. Judulnya “Radio”, keluaran tahun 2004. Yah, sebenernya inti tulisan ini pingin menceritakan secara singkat isi dari pilem tersebut yang mungkin bisa menjadi sedikit inspirasi bagi kita. Jadi begini ceritanya…

Radio. Ini adalah sebuah kisah seorang yang mempunyai julukan “Radio”. Pada usianya yang ke 50 tahun-an dia menjadi seorang pelatih football di sebuah sekolah menengah atas. Mungkin kedengarannya biasa saja, semua orang bisa menjadi pelatih football asal dia menguasai permainan tersebut. Akan tetapi yang menarik dari kisah ini adalah perjalanan hidup si “Radio” dan seseorang yang berada di belakangnya hingga akhirnya bisa mengantarkannya menjadi seorang pelatih football.

Nama aslinya adalah James Robert Kennedy. Dia bukanlah seorang manusia yang dikaruniai dengan kesempurnaan. Dia adalah seorang yang bisa dibilang mempunyai cacat mental atau bisa diistilahkan autis mungkin ya? (kesimpulan saya sendiri). Ia pun hidup dengan sangat sederhana bersama ibunya yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ia mempunyai seorang kakak bernama Walter. Sedangkan ayahnya sudah meninggal.

Di suatu hari menjelang musim gugur, Radio berjalan dengan mendorong sebuah troli sambil mendengarkan radio. Setelah berjalan cukup lama akhirnya dia tiba di sebuah tempat latihan football di SMU Hanna. Selama beberapa hari dia terus mendatangi tempat tersebut yang pada akhirnya menarik perhatian seorang pelatih football di SMU tersebut yang bernama Herald Jones. Jones merasa bahwa si Radio adalah seseorang yang perlu dibantu. Singkat cerita, Jones meminta Radio untuk membantunya ketika latihan football bersama murid2nya. Tidak hanya itu, Radio bahkan memperhatikan dengan seksama proses latihan (bahkan ia terkadang juga ikut) dan bagaimana pelatih melatih para muridnya hingga akhirnya Radio begitu mencintai permainan football.

Banyak hal yang dialami Radio di SMU tersebut. Mulai dikerjain, dicemooh dan lain sebagainya. Bahkan ada seorang yang sangat ingin menyingkirkan Radio karena menganggap ia sebagai seorang pengganggu karena ia cacat. Hemm… seperti yang dikatakan ibunya, “hanya ada satu alasan bagi semua orang untuk tidak berada di dekat Radio” (ketika mendengarkan dan membaca kalimat ini jadi terasa tertohok dan malu sangat karena emang seringkali kita menganggap sebelah mata dan cenderung menjauh dari orang-orang seperti Radio). Tapi pada akhirnya karena ketulusannya dalam melakukan segala hal, semua orang akhirnya bisa menyayanginya dan tidak menjauh darinya. Bahkan seorang pelajar sekaligus atlet terbaik football di sekolah tersebut yang dulunya sering mengerjai si Radio pada akhirnya sadar dan juga menyayanginya.

Ada salah satu hal yang mungkin perlu kita contoh, sikap dari Jones dalam menghadapi si Radio. Jones begitu sabar dan penyayang terhadap Radio. Ia begitu telaten mengajari dan memberi pengertian kepada Radio. Saat semua orang menganggap Radio adalah seorang yang perlu dijauhi dan disingkirkan karena menjadi sumber masalah, Jones lah yang selalu membela Radio. Jones tidak peduli dengan pandangan aneh semua orang akan tindakannya itu, karena ia merasa bahwa Radio memang layak untuk diperlakukan sebaik mungkin. Hingga pada akhirnya Jones dan Radio menjadi sahabat hingga mereka tua.

Hemmm… cukup sekian ceritanya karena saya tidak pandai bercerita,, hehehehe… semoga gak bingung ketika baca tulisan ini.

Uppsss… kaya’nya ada yang ketinggalan dari cerita ini. O iya, saya lupa menceritakan gimana bisa si James dapet julukan Radio. Pada waktu itu, awal pertemuan Radio dan Jones, Radio adalah seseorang yang sedikit bicara, bahkan ketika ditanya namanya dia tidak menjawab. Dia suka sekali mendengarkan radio, bahkan ketika di kantor Jones, hal pertama yang dia lakukan adalah mengutak-atik radio mencari saluran yang ia suka. Akhirnya Jones memberi julukan James dengan Radio.
Selesai… ^____________^

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management