"Ini Kepulauan Berk. Perjalanan 12 hari ke utara tanpa harapan dan beberapa derajat arah selatan dari kutub utara. Tempat ini tepat di garis bujur kesengsaraan. Desaku. Singkatnya, tangguh. Desa ini telah dihuni selama 7 generasi, tapi setiap bangunan di sini semua baru. Pencaharian di sini memancing dan berburu. Kami punya pemandangan sunset yang indah. Satu-satunya masalah adalah hama. Biasanya hama yang sering ditemukan adalah tikus atau nyamuk. Sedangkan kami,, naga. Kebanyakan orang mungkin akan pergi. Tapi kami tidak. Kami suku Viking. Kami punya sifat keras kepala."
Yap, paragraf di atas merupakan monolog awalan dari film berjudul How To Train Your Dragon. Kisah ini berawal ketika terjadi serangan naga ke tempat tinggal Suku Viking. Naga-naga tersebut menjarah ternak dan mengacaukan seluruh desa. Setiap warga desa berusaha untuk melawan naga. Tak terkecuali Hiccup sang anak kepala suku. Dia ingin sekali turut andil untuk melawan naga-naga tersebut. Tapi apa daya, dia sangat berbeda dengan kebanyakan bangsa Viking. Dia hanya diperbolehkan ayahnya untuk membantu bekerja membuat senjata, tak boleh sekalipun untuk membantu memburu naga.
Saking inginnya untuk turut andil memburu naga, Hiccup pergi diam-diam mencari naga. Dia berhasil menembak dengan sebuah perangkap seekor naga misterius dan bisa dibilang paling menakutkan yang belum seorangpun melihat bentuknya. Naga tersebut adalah Night Fury. Singkat cerita, Hiccup berhasil menaklukkan Night Fury tanpa membunuhnya. Banyak petualangan yang dilakukan Hiccup bersama Night Fury. Dia juga bisa mempelajari segala tingkah laku naga dari Night Fury. Ketika dia mengikuti pelatihan penaklukan naga, dia selalu berhasil menaklukkan naga-naga tersebut tanpa melukainya. Hal ini membuat sang ayah bangga, ternyata anak yang selama ini dianggap tidak kompeten, bisa menaklukkan berbagai macam naga (sang ayah belum tau jika cara yang dilakukan Hiccup sangat berbeda).
Pada akhir pelatihan, Hiccup diharuskan untuk membunuh naga. Akan tetapi Hiccup malah menaklukkannya dengan cara halus dan bersahabat, sang ayah marah karena ternyata Hiccup tidak bisa membunuh naga (Sang ayah beranggapan bahwa naga adalah makhluk buas yang perlu dimusnahkan, lain dengan Hiccup yang telah mengetahui bahwa naga-naga tersebut terpaksa menjarah desa Viking untuk memenuhi permintaan naga besar yang menguasai tempat tinggal naga-naga tersebut, jika tidak maka naga-naga tersebutlah yang akan dimangsanya. Naga-naga tersebut sama seperti mereka, merasakan takut dan tekanan). Hiccup hampir berhasil menundukkan naga yang dijadikan lawan dalam pelatihannya, akan tetapi karena sang ayah marah dan menghentakkan palu, maka sang naga pun akhirnya marah dan menjadi buas. Hiccup dikejar-kejar naga di dalam arena pelatihan. Jauh di dalam hutan, Night Fury (yang oleh Hiccup diberi julukan Toothless karena ternyata tidak mempunyai taring tajam seperti kebanyakan naga pada umumnya) merasa bahwa sahabatnya, Hiccup sedang dalam bahaya, ia segera terbang menuju desa Viking untuk menyelamatkan Hiccup. Namun kedatangannya justru menimbulkan kekacauan dan seluruh warga ingin membunuh Night Fury, beruntung Hiccup berhasil mencegahnya.
Masalah baru timbul, dengan kedatangan Night Fury, ayah Hiccup akhirnya tahu sarang naga-naga tersebut dan ingin memusnahkannya. Hiccup melarangnya karena di sana terdapat naga besar yang sangat jahat yang mengendalikan seluruh naga. Akan tetapi ayahnya bersikeras, singkat cerita, terjadi pertempuran hebat antara warga Viking dengan sang naga besar. Pada saat keadaan benar-benar kritis, datanglah Hiccup bersama teman-temannya membantu mengalahkan sang naga besar. Singkat cerita pula, Hiccup dan Night Fury berhasil mengalahkan si naga besar. Dari kejadian inilah, sikap warga Viking terhadap naga-naga berubah. Warga Viking dan para naga akhirnya bersahabat.
Menurut saya, film ini cukup bagus, tidak hanya dari alur cerita yang memang menghibur, akan tetapi juga muatan yang ada di dalamnya. Secara tidak langsung cerita ini membawa pesan bahwa banyak cara untuk menaklukkan hal-hal yang sulit. Tidak perlu dengan cara kuno yang kasar, seperti Hiccup yang berhasil menaklukkan naga dengan menjadikannya teman dan mengetahui ciri-ciri serta kebiasaannya, bukan dengan memusnahkannya. Selain itu, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mendengarkan dan menghargai pendapat orang-orang yang lebih muda dari kita. Karena tanpa disadari seringkali kebanyakan orang yang lebih tua akan meremehkan pendapat dan cara yang dilakukan oleh yang lebih muda dalam memecahkan suatu masalah.
Sebagaimana awalan tulisan ini, sebagai endingnya berikut monolog yang juga merupakan ending dari film tersebut.
"Ini kepulauan Burk. Salju turun sembilan bulan dalam setahun dan tiga bulan lainnya tidak. Setiap makanan yang ada di sini keras dan tak enak. Begitu juga dengan orang yang tumbuh besar di sini. Satu-satunya yang berbeda adalah piaraannya. Biasanya di tempat lain adalah kuda poni atau burung beo. Tapi kami,, naga. "
0 komentar:
Posting Komentar