Rabu, 26 Oktober 2011

Persahabatan Itu...



Alangkah indahnya ungkapan sebuah syair Arab yang menggambarkan kebahagiaan orang yang membantu saudaranya, "Engkau melihatnya begitu bahagia dengan sesuatu yang diberikannya kepadamu, seakan-akan engkaulah yang memberikan kepadanya sesuatu yang kau minta."

Sungguh indah ketika merasakan kebahagiaan saat kita bisa memberikan apa yang kita punya kepada sesama. Memberi merupakan sebuah kata yang sebenarnya sangat sarat akan makna. Banyak sekali makna yang bisa kita gali dari indahnya memberi. Dengan memberi, menunjukkan bahwa kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita. Memberi menunjukkan bahwa kita mempunyai simpati dan empati.

Nabi Muhammad SAW pada sebuah kesempatan berpesan kepada umatnya bahwa manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Lebih jauh beliau menekankan bahwa membuat saudara Muslim gembira atau memasukkan rasa gembira ke dalam hati Muslim yang lain merupakan salah satu dari perbuatan yang paling baik dan menjadi amalan yang dicintai Allah.

Bagaimana kita bisa memberikan kenyamanan pada sahabat-sahabat di sekeliling kita ternyata merupakan hal yang sangat penting. Saat kita merasakan bahagia, kita membagi kebahagiaan itu. Sebaliknya, saat sahabat kita merasakan kepedihan kita ada di sisinya untuk memberikan dukungan dan dorongan, membuatnya kembali bersemangat untuk menatap ke depan.

Jangan pernah kita mengharapkan imbalan atas apa yang telah kita berikan kepada sahabat. Rasa tulus ikhlas harus menjadi dasar untuk memberikan yang terbaik kepada sahabat. Jangan sampai niat baik kita untuk berbagi terkotori karena adanya ketidaklikhlasan dan rasa riya’ dengan apa yang telah kita berikan. Apalagi jika dibandingkan dengan janji Allah, tidak akan berarti apa-apa balasan yang kita harapkan. ”Allah tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya.''(HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi).

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda bahwa sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat nanti akan berfirman, "Wahai bani Adam, Aku sakit, mengapa kalian tidak menjengukku?" Manusia bertanya, "Ya Rabb, bagaimana kami menjenguk-Mu padahal Engkau Rabbul 'Alamin?"
Allah menjawab, "Bukankah kalian tahu bahwa ada seorang hamba-Ku yang sakit, mengapa kalian tidak menjenguknya? Tahukah kalian, bila kalian menjenguknya kalian akan dapati Aku di sampingnya!"
"Wahai manusia, Aku minta makan kepadamu, mengapa kalian tidak memberiku?" Manusia langsung bertanya, "Ya Rabb, bagaimana kami memberi-Mu makan, padahal Engkau Rabbul 'Alamin?"
Allah menjawab, "Bukankah kalian tahu bahwa ada seorang hamba-Ku fulan yang minta makan, mengapa kalian tidak memberinya? Tahukah kalian bila kalian berikan makanan kepadanya, kalian akan mendapati Aku di sampingnya?"
"Wahai manusia, Aku minta minum kepadamu, mengapa kalian tidak mau memberinya?" Manusia bertanya lagi, "Ya Rabb, bagaimana kami memberi-Mu minum, padahal Engkau Rabbul 'Alamin?" Allah menjawab, "Tidakkah kalian tahu bahwa ada seorang hamba-Ku yang minta minum, mengapa kalian tidak memberinya? Tahukah kalian bila kalian berikan minuman kepadanya, kalian akan dapati Aku di sampingnya?" (HR Muslim).


Setiap Muslim sudah seharusnya berusaha membantu saudaranya sebagai wujud kecintaannya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Bukankah setiap kali kita mendapatkan kesulitan kita akan mengharapkan uluran tangan sahabat. Mereka bersedia menyiapkan telinga untuk mendengar keluh kesah kita. Memberikan pundaknya sebagai sandaran saat kita merasakan lelah. Mengulurkan tangannya untuk meraih kita saat terjatuh dan terpuruk.

Jika demikian halnya, marilah kita coba melihat ke dalam diri kita. Sudahkah kita membahagiakan sesama, terutama sahabat dan saudara kita? Sudahkah kita memberikan apa yang terbaik yang kita punya sebagai wujud rasa cinta dan sayang? Jika sudah, apakah kita melakuakn semua itu dengan hati penuh tulus ikhlas, ataukah hanya sebuah pemanis tingkah laku kita di hadapan orang lain? Jika belum, apakah gerangan yang menjadi penghambat sehingga kita tidak segera melakukannya?

Wahai sahabat, sudah saatnya kita peduli terhadap saudara-saudara kita. Menemukan makna dari keindahan berbagi dan memberi. Karena kita adalah satu ikatan dalam naunganNya. Sebagaimana sebuah hadist yang seringkali kita dengar, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut merasakannya.''(HR Muslim).

hanya ingin berbagi sebuah tulisan lama yang dah pernah di post di blog saya yang lama..

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management